Layanan kesehatan Timor Leste juga sedikit demi sedikit diubah. Pada awal pandemi merebak, Timor Leste tidak memiliki fasilitas pengujian Covid-19. Sehingga, sampel pengujin dikirim ke Australia dan hasilnya beru diterima sekitar dua hingga empat hari kerja kemudian.
Namun sekarang, Timor Leste dapat melakukan tes Covid-19 di dalam negeri. Pemerintah Timor Leste juga telah menyusun strategi pengujian dan menerapkan pengawasan aktif.
Pada Senin, negara tersebut telah mengetes 16.400 orang. Meski jumlah pengetesan dianggap lebih sedikit dibandingkan negara tetangganya, para ahli berpendapat Timor Leste tidak menutupi kasus Covid-19 di negaranya.
Salah satu akedemisi dari New South Wales University, Augustine Asante, mengatakan bahwa Timor Leste memang tidak mengalami lonjakan jumlah pasien. Pihaknya juga tidak melihat peningkatan kematian yang tidak normal.
Terlepas semakin meningkatnya perawatan kesehatan di Timor Leste, negara tersebut masih menghadapi permasalahan kesehatan lain. “Jumlah Unit Perawatan Intensif (ICU) di seluruh negeri terbatas. Lebih penting lagi, keahlian klinis yang terbatas untuk menangani pasien yang sakit kritis menggunakan ventilator,” kata kantor WHO di Dili.
Asante mengatakan, Timor Leste juga masih melaporkan tingkat tuberkulosis tertinggi di dunia, sekitar 500 kasus per 100.000 orang.
“Selain itu, terdapat malnutrisi kronis, tingkat merokok yang tinggi, dan kualitas layanan kesehatan yang buruk, yang semuanya mempersulit upaya pemerintah untuk mengendalikan tuberkulosis dan meningkatkan hasil kesehatan secara umum,” katanya kepada Al Jazeera.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Wow! Timur Leste hanya catatkan 41 kasus Covid-19 dan nol kematian, apa strateginya? (*)
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar