Cukup mengejutkan memang bahwa bajak laut juga turut mempengaruhi ekonomi global.
Serangan bajak laut dapat menelan biaya $ 7 miliar setahun untuk kargo yang hilang dan strategi menghindari bajak laut, seperti meningkatkan kecepatan, juga akan menghabiskan lebih banyak bahan bakar.
Kabar baiknya adalah karena negara dan perusahaan melawan balik, biaya tersebut turun menjadi $ 1,3 miliar tahun 2015.
Pada 2011, pembajakan mencapai puncaknya ketika perompak Somalia menyerang ratusan kapal di lepas pantai Afrika setiap tahun.
Syukurlah aktivitas bajak laut telah berkurang karena operasi kontra-pembajakan dan intervensi militer oleh koalisi negara yang luas.
Dengan peningkatan keamanan dermaga dan tanggapan militer di Indonesia, jumlah insiden telah berkurang setengahnya sepanjang tahun 2016.
Meski dengan kemajuan yang terjadi, pembajakan masih menjadi masalah besar di Teluk Guinea, yang berada di lepas pantai Nigeria.
Daripada mengambil alih kapal tanker minyak, mereka mulai mengambil awak dan menahan mereka untuk mendapatkan uang tebusan, menurut Biro Maritim Internasional.(*)
Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Ingin Berbicara Bak Seorang Bajak Laut? Media Asing: Belajarlah Bahasa Indonesia!"
Komentar