Kalau kinerjanya direduksi hanya fokus dan membuat gimmick pemberitaan di level DKI Jakarta saja, maka seolah kata dia itu mengkonfirmasi bahwa posisinya sebagai Mensos hanya sebatas "target antara" yang dijadikan sebagai batu loncatan menuju target utama yaitu sebagai posisi Gubernur DKI Jakarta di tahun 2022 nanti.
"Jadi sebaiknya fokus pada kerja Mensos, ini posisi penting di tengah kuatnya tekanan ekonomi masyarakat akibat pandemi," kataya.
Sementara itu Risma justru mengatakan kalau kegiatan blusukannya tak pernah terencana.
"Saya tuh kerja, saya tuh jalan ke kantor itu pagi. Itu kan enggak blusukan. Sebagai contoh ketemu di jalan besar, saya coba tanya mereka, saya tidak blusukan. Saya hanya lewat dari rumah ke kantor," kata Risma, dikutip Gridhot dari Tribunnews.com, Jumat (8/1/2021).
Risma sampai tidak paham bahwa kegiatannya menolong orang malah diperasalahkan.
"Saya sebagai manusia dan tolong jangan lihat saya sebagai Menteri Sosial. Saya sebagai manusia saya lihat mereka tidur di gerobak, dia tidurnya di gerobak. Saya manusia apa kalau saya diam saja?" ujar dia.
"Saya manusia, saya punya tanggung jawab dan saya punya pendapatan lebih dibandingkan mereka. Saya wajib untuk zakat, saya wajib untuk amal,"
"Enggak usah lihat saya sebagai Menteri Sosial. Tetapi, saya juga bekerja dan saya tidak pernah menelantarkan pekerjaan saya," tutur dia.
(*)