Gridhot.ID -Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) siang.
Sebelumnya, pesawat rute Jakarta-Pontianak itu hilang kontak beberapa menit setelah lepas landas.
Adapun pesawat Sriwijaya Air yang jatuh tersebut berjenis Boeing 737-500 dengan kode registrasi PK-CLC.
Distrik Manajer Sriwijaya Air Pontianak Faisal Rahman menyebut ada 62 jiwa yang berada di dalam pesawat.
Terdiri dari 56 penumpang dan 6 awak kabin, seperti pilot dan pramugari.
"Di dalam pesawat ada 62 jiwa. Kru pesawat 6 orang. Sisanya penumpang," kata Faisal, Sabtu (9/1/2021) dikutip dari Kompas.com.
Kapten Didik Gunardi merupakan salah satu penumpang di pesawat nahas Sriwijaya Air SJ 182 tersebut.
Didik Gunardi yang berprofesi sebagai pilot Nam Air tersebut menumpang pesawat bersama5 kru lainnya.
Mereka hendak mengambil pesawat di Bandara Supadio Pontianak.
Hal itu disampaikan kakak ipar Didik, Desi Arikarnila (42) di kediamannya di Jalan Raden Saleh, Kec. Tanjung Senang, Bandar Lampung.
Desi mendapat kabar duka itu dari adiknya yang merupakan istri Didik, Ari Kartini pada Sabtu sore.
"Adik saya telepon, dia bilang, Mas Didik pesawatnya hilang kontak jam 14.30 WIB," kata Desi ditemui Kompas.com di kediamannya, Minggu (10/1/2021).
"Suaminya berangkat ke Pontianak ambil pesawat karena ada penerbangan pagi. Rencananya hanya ambil pesawat lalu kembali ke Jakarta," kata Desi.
Didik dan Ari, kata Desi, saat ini tinggal di Bekasi.
Kapten Didik dikenal di lingkungan perumahannya sebagai sosok yang ramah, baik dan dermawan.
Ketua RW setempat,Bambang mengungkap Didik merupakan warga lama yang telah tinggal selama8 tahun lebih.
"Bahwa atas nama bapak Didik Gunardi itu merupakan warga kami, kebetulan beliau ini warga lama juga. Kurang lebih hampir 8 tahunan lah," katanya saat ditemui Wartakotalive.com, Minggu (10/1/2021).
Bambang menilai Didik merupakan sosok yang ramah dan baik. Maka itu, para pengurus sempat terkejut mendengar kabar tersebut.
KeseharianDidik sangat luwes dan baik dalam komunikasi serta sosialiasi dengan pengurus RT RW dan warga.
"Ramah dengan warga dan pengurus RT RW, baik bapak Didik maupun istrinya. Sangat terkesan, makanya kaget juga dapar kabar itu," tuturnya.
Tetangga Didik sempat tak percaya. Pasalnya, sosok Didik dikenal baik dan ramah.
"Benar-benar enggak nyangka aja dapat kabar itu," kata Rusdi (54) warga setempat.
Rusdi menyebut Didik merupakan sosok yang supel dan ramah dalam berkomunikasi.
"Kalau saya kan 2007, nah Didik ini sekitar 2010 di perumahan. Orangnya komunikatif dan sering nongkrong bareng kalau dia lagi di rumah," imbuhnya.
Selain itu, Didik juga merupakan sosok yang dermawan.
Setiap kali ada acara di lingkungannya selalu menyumbangkan baik itu uang maupun makanan.
"Kesehariannya orangnya, enak supel setiap itu kita diundang ke rumahnya, nongkrong makan-makan aja gitu. Terus waktu itu kurban dua kambing, satu untuk di masjid satu untuk di sini lingkungan," ucapnya.
Rusdi menuturkan terakhir bertemu dengan Didik saat pernikahan anaknya pada Februari 2020 lalu.
Selain karena kesibukannya, juga karena situasi pandemi corona ini membuat jarang berkumpul.
"Terakhir bertemu waktu kedatangan ke nikahan anak saya, besoknya juga kontak ngumpul lagi. Itu aja, sampai sekarang belum pernah ketemu lagi sama beliau," tuturnya.
(*)