Kata Haeni, Bagong itu dikubur karena sudah mulai mengeluarkan bau menyengat dan juga mulai banyak lalat.
"Itupun dikubur di belakang rumah, tidak jauh karena ditakutkan pemilik Bagong datang ke sini," ucapnya.
Pihaknya sudah menunggu sampai malam dini hari sekitar pukul 02.00, dan kemudian lanjut sampai pukul 08.00 WIB, tapi tetap masih tidak ada yang datang.
"Sebelum dikubur, anehnya darah Bagong itu masih berkucuran seperti darah manusia," kata Haeni.
Ia mengatakan, Bagong tersebut dikubur tadi kurang lebih sekitar pukul 08.30 WIB, saat dirinya pulang dari pasar.
"Ya, kalau nanti pemiliknya ada kemari mau mengambil, tinggal dicangkul saja kuburan Bagongnya," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: "Geger Hewan Bagong Keliaran di Pangandaran: Dipukul Tak Melawan, Darah Mirip Manusia."
(*)
Source | : | TribunJakarta.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar