GridHot.ID - Wakil Ketua Dokter Kepresidenan RI, Prof. Dr. Abdul Muthalib ramai diperbincangan di media sosial.Sebagaimana diketahui, Abdul Muthalib merupakan dokter yang bertugas menyuntikkan vaksin Covid-19 untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).Penyuntikan tersebut berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu (13/1/2021).Dilansir GridHot.ID dari kanal YouTube metrotvnews, Rabu (13/1/2021), Abdul Muthalib mengaku sempat gugup saat hendak menyuntik Presiden Jokowi.
Baca Juga: Sputnik V Siap Mendarat di Indonesia, Rusia Selangkah Lebih Cepat Siapkan Vaksinnya, Kedubes Negeri Beruang Merah Sudah ke BPOM Lakukan Pendaftaran"Menyuntik orang pertama di Indonesia tentunya ada rasa (gugup) juga, tetapi masalah itu tidak menjadi halangan buat saya," ujarnya."Pada waktu menyuntikannya, tidak masalah, tidak gemetaran lagi. Pertamanya saja agak gemeteran," sambungnya.Seiring berjalannya waktu, Abdul Muthalib mengaku dapat mengendalikan rasa gugup yang sempat melanda sehingga ia sukses menyuntikkan vaksin ke Presiden Jokowi.
"Baik lancar, bahkan tidak ada pendarahan sama sekali di bekas suntikan," tandasnya.Mengutip pemberitaan Tribunnews.com, dokter Abdul Muthalib dikenal sebagai ahli penyakit dalam, terutama dalam bidang hematologi-onkologi.Dia mengatakan, ketertarikannya di dunia kedokteran berawal dari kepeduliannya terhadap insiden kanker payudara yang semakin banyak di Indonesia dan belum ada obatnya.
Abdul Muthalib menempuh pendidikan dokternya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada 1969.Ia kemudian melanjutkan pendidikan spesialis dengan mengambil ilmu penyakit dalam di institusi yang sama hingga lulus pada 1986.Setelah lulus, Abdul Muthalib menjadi konsultan hematologi-onkologi medik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan FKUI pada 1986.Ia juga tercatat menjadi anggota dari organisasi International Society of Hematology (ISH).
Selain itu, ia juga menjadi supervisor organisasi International Society of Thrombosis and Haemostasis (ASTH) hingga saat ini.Selama berkarier di dunia kedokteran, ia juga sempat menerima penghargaan Asian Clinical Oncology Society pada 1999 lalu.Bahkan, ia juga membuat sejumlah karya ilmiah.Satu di antaranya, penelitian berjudul Preliminary Resulth of Multicenter Phase II Trial of Docetaxel in Combination with Doxorubicin as First Line Chemotherapy in Indonesia Patiens with Advanced or Metastatic Breast Cancer.Adapun, penelitian tersebut telah dimuat dalam jurnal Japanese Journal of Cancer and Chemotherapy pada 2000 lalu.Terakhir, ia juga disebut aktif menulis buku seputar penanganan kanker payudara.(*)