"Sampai sekarang belum ada kepastian dari pemerintah, TNI-Polri, maupun pihak PT Freeport Indonesia, kapan kami dipulangkan," kata Martina.
Martina bahkan mengklaim sejak diturunkan ke Timika, tercatat 25 warga meninggal dunia sejak Juli-Desember 2020, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Ia meminta pemerintah, TNI-Polri, dan PT Freeport untuk tidak mencari berbagai alasan yang bertujuan untuk menghambat mereka kembali ke kampung.
Apabila hingga Sabtu (16/1/2021) belum juga dipulangkan ke kampung halaman, kata Martina, mereka akan berjalan kaki hingga sampai ke kampung di Tembagapura.
"Saya tidak tuntut ini, tuntut itu. Saya tidak bongkar fasilitas yang ada di perusahaan. Saya jujur di atas tanah saya, negeri saya, saya mau pulang kampung," kata Martina Natkime.
Aksi blokade jalan yang berlangsung sekitar 2 jam ini akhirnya dibubarkan, setelah mendengarkan penjelasan polisi.
Source | : | Kompas.com,ANTARA |
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar