Semua bermula dari Rukiye yang berniat membuatkan sarapan istimewa untuk Ali sebagai kejutan.
Namun ketika dibangunkan, Ali justru marah besar hingga uring-uringan sendiri.
"Dia marah-marah dan tanya kenapa aku membangunkannya, lalu bilang kepadaku untuk tidak mengganggunya, jadi aku sarapan dengan putriku," terang Rukiye.
Ali juga disebutnya mengancam akan menceraikannya dan mendapat hak asuh atas anak putri mereka.
"Dia lalu menyiram air mendidih ke leherku. Dia mau menyiram wajahku juga tapi aku langsung membalikkan badan."
"Aku menghindar dan merasakan kausku menempel di kulitku. Dia kemudian menyiramkan sisa air mendidih ke arahku dan sebagian mengenai kaki anakku dan sisanya ke pinggulku."
"Aku ingin melarikan diri, tetapi aku pingsan karena kesakitan. Ketika aku tersadar, aku mendengar putriku menjerit dan aku merasakan dia menarik rambutku lalu menyeretku ke kamar mandi," lanjut Rukiye.
Teriakan dan tangisan anaknya menjadi tenaga bagi Rukiye untuk menyelamatkan diri.
Rukiye lalu menelpon ayahnya dan lari ke tetangga untuk bisa melaporkan kasus tersebut ke polisi.
Rakyat Turki sempat marah karena setelah ditangkap, Ali justru dibebaskan polisi dengan jaminan.
Namun akibat kemarahan rakyat ini Kejaksaan Agung Turki langsung turun tangan sendiri dan menangkap kembali Ali.
"Selama dia bebas, aku dan anakku selalu berada dalam bahaya," ungkap Rukiye.
Rukiye menambahkan para laki-laki di daerahnya memang seringkali langsung bebas meski sudah menghajar para wanita atau istri mereka.
Bahkan tetangganya juga berhasil lolos dari hukum yang seharusnya bisa menjeratnya.
(*)
Source | : | Mirror |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar