Gridhot.ID - Gedung kebudayaan milik Provinsi Jawa Barat di kawasan Hutan Kota Ranggawulung, Kabupaten Subang mendapat sorotan.
Melansir dari Tribunnews.com, hal itu karena gedung kebudayaan dibangun dengan bentuk yang tidak layak.
Pembangunan gedung tersebut juga banyak menuai kritik dari para budayawan dan aktivis mahasiswa di Jawa Barat.
Pasalnya, gedung yang dibangun dengan APBD Provinsi melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat mencapai Rp 33 miliar justru terbengkalai dan berbentuk seperti sarang burung.
Bahkan seorang budayawan ternama asal Ciamis, Godi Suwarna menjuluki gedung tersebut sebagai sarang merpati.
Dikutip dari platform media sosial pribadinya, Godi menjelaskan penilaiannya dari segi budaya terhadap gedung tersebut.
"Entah budaya apa yang digarap dan dipertunjukkan di Subang, kok gedungnya dibangun pake bambu," kata Godi dikutip dalam status media sosialnya via TribunJabar.id.
Godi mendeskripsikan tentang gedung kebudayaan tersebut, nampak deretan bangunan seperti saung ranggon (bangunan seperti panggung).
"Kalau dilihat-lihat seperti kompleks kandang merpati, entah kuat berapa lama gedung kandang burung merpati itu, karena hanya terbuat dari bambu," ungkap Godi.
Mendengar sengkarut tersebut, anggota Komisi V DPRD Jawa Barat Ali Rasyid lantas meninjau gedung kebudayaan, Selasa (26/1/2021).
Setelah meninjau beberapa struktur kontruksi bangunan, anggota legistatif yang merupakan mitra kerja Disparbud Jabar itu merasa geram.
Sebab anggaran yang dikeluarkan untuk gedung pusat kebudayaan tersebut tidak sebanding dengan hasil pekerjaan.
"Kami Komisi V baru tahu beberapa hari lalu makannya kami tinjau kesini, tentu kita sangat prihatin melihat kondisi ini," kata Ali Rasyid ketika diwawancara TribunJabar.id.
Ali lalu menerangkan, sebelum meninjau gedung di Subang ia bersama anggota Komisi V telah meninjau gedung kesenian di Sumedang yang baru selesai dibangun akhir tahun lalu namun sudah ambruk.
"Kami tadi ke Sumedang melihat kondisi yang sama, belum saja diresmikan sudah ambruk, dan ternyata disini juga mengalami persoalan yang sama," imbuhnya lagi.
Ali juga mengatakan pihaknya dari Komisi V akan menindaklanjuti temuan tersebut.
"Banyak hal yang kami pertanyakan, dari awal desain kontruksi, penganggaran hingga pembangunan, sampai berwujud seperti ini saya juga bingung gedung ini sebetulnya buat apa," katanya.
Masih dipaparkan Ali bahwa anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan gedung tersebut mencapai Rp 33 miliar.
"Yang saya tahu anggaran APBD yang dialokasikan mencapai Rp 33 miliar, sekarang dengan kondisi seperti ini baru terpakai Rp 6 miliar dan parahnya gedung ini masih belum bisa difungsikan," kata Ali.
Selanjutnya diketahui menurut penuturan Ali, luas lahan yang digunakan untuk gedung kebudayaan tersebut mencapai 4 hektare.
"Sepanjang yang kami tahu bahwa lahan yang dipakai juga lahan milik negara, dan anggarannya dari Provinsi tapi sampai sekarang hasilnya seperti ini, kata warga seperti sarang burung merpati dan malah jadi tempat mesum," tandasnya.
Mengenai temuan tersebut, Ali berencana akan memanggil Dinas terkait guna membahas permasalahan tersebut.
"Kita lihat nanti, tentu akan kami bahas lebih lanjut, seharunya para budayawan dan seniman terlibat dalam pembangunan gedung ini." kata Ali.
Secara terpisah, tokoh budayawan Subang Abah Renggo menuturkan bahwa pembangunan tersebut tidak sesuai dengan anggaran yang dikeluarkan.
"Pembangunan ini harus diusut, pasti banyak kerugian negara disini bila perlu KPK harus turun," kata Abah Renggo ketika dikonfirmasi.
Abah Renggo menduga jika dalam pembangunan gedung tersebut banyak kesalahan, mulai dari konsep hingga proses pengerjaan.
"Ini kan namanya gedung pusat budaya, namanya gedung kontruksinya didominasi bambu. Apa benar bangunan seperti ini menghabiskan Rp 6 miliar?" tanya Abah Renggo.
Abah Renggo juga mempertanyakan perihal konsep bangunan.
"Nilai estetik darimana ini? Bambu seperti ini setahun aja akan hancur, emang ada gedung setahun hancur? Saya harap semua persoalan ini segera dituntaskan," katanya.
(*)
Source | : | Tribunnews.com,TribunJabar.id |
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar