Pedoman ini menekankan pentingnya supremasi hukum dan mempromosikan pasar terbuka di kawasan, menyiratkan penolakan monopoli yang hendak dilakukan China.
Pengerahan kapal fregat yang direncanakan pada musim panas ini merupakan langkah pertama dalam mewujudkan strategi baru tersebut.
"Kami berharap bisa berlayar musim panas ini. Kami belum memutuskan detailnya, tapi kami melihat Jepang sebagai port of call. Kami ingin memperdalam hubungan kami dengan mitra kami dalam kelompok demokrasi," ungkap Thomas Silberhorn, Parliamentary State Secretary untuk Kementerian Pertahanan Jerman, kepada Nikkei.
Pedoman baru Jerman yang menyasar Indo-Pasifik tersebut juga sejalan dengan perubahan kebijakan serupa di Inggris, Prancis, dan Belanda.
Negara-negara Eropa ini diperkirakan akan semakin aktif bermain di Asia.
Pada tahun 2002 silam, sebuah kapal perang Angkatan Laut Jerman melakukan port of call atau singgah di Jepang selama melakukan pelatihan pelayaran.
Saat itu, kondisi geopolitik belum segenting sekarang sehingga tidak terlalu mencolok.
Kehadiran Jerman dan beberapa negara Eropa lain di Indo-Pasifik tahun ini dipastikan bisa memicu respons yang cukup keras dari China, mengingat kawasan Indo-Pasifik sedang panas-panasnya.
Saat ini, Jerman menggambarkan aktivitas angkatan lautnya bertujuan untuk memperkuat kerjasama dengan negara-negara demokrasi Asia, bukan sebagai operasi militer.(*)