Jenazah yang tertukar tersebut berinisial W, warga Kota Malang yang memiliki nomor antrean 4.
Saat itu petugas PSC 119 Dinas Kesehatan Kota Malang ingin memakamkan jenazah nomor antrean 3 dan 5 karena sama-sama dimakamkan di TPU Sukun.
Tetapi, keluarga jenazah W tidak sabar menunggu sehingga satu anggota keluarganya marah.
Karena merasa tertekan, petugas sampai keliru mengambil antrean jenazah nomor 4, tapi yang diambil nomor 6.
Keluarga menyadari kekeliruan itu saat melihat wajah jenazah saat akan dimakamkan.
Sempat ada cekcok sehingga satu petugas PSC 119 Dinas Kesehatan Kota Malang berinisial A pingsan akibat dipukul keluarga jenazah.
"Petugas ini merasa tertekan sehingga panik dan keliru mengambil jenazah. Saya imbau masyarakat bersabar. Ini bencana."
"Tim kami hanya itu-itu saja. Kami susah mencari ganti orang. Bahkan saya selalu membuka pendaftaran relawan," ucapnya.
Takroni menyesalkan keluarga yang sampai memukul petugas.
Padahal insiden tersebut bisa diselesaikan secara baik-baik.
"Kami akan serahkan ke pemerintah, karena kami kerja secara institusi. Saya tetap menjalankan tugas. Apapun kondisinya, kemanusian harus diutamakan," tandasnya. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar