"Kebetulan saat itu Panglima TNI akan datang. Mereka panggil saya untuk latih Masamper. Saya latih itu semua angkatan baik TNI AD, AU, dan AL. Masing-masing angkatan ada sekitar 15 sampai 20 orang," paparnya.
Dari situ sehingga muncul gerakkan Masampper untuk TNI dan Polri. "Para anggota TNI saat saya latih Masamper, semangat mereka berapi-api. Sampai mereka memukul-mukul data hingga terdengar kencang," ujarnya.
Sejarah Masamper
Masamper merupakan ciri khas daerah Nusa Utara (Sangihe, Talaud, dan Sitaro).
Satu grup Masamper bisanya terdiri daru 21 orang. Saat ini sudah ada 25 orang dalam satu grup.
Masamper kini sudah merambah ke daerah-daerah lain di Sulawesi Utara. Di antaranya, Manado, Bitung, Minahasa, dan Bolaang Mongondow.
Masamper juga sudah banyak mengisi festival dan acara-acara besar pemerintahan, seperti hari ulang tahun provinsi, kabupaten dan kota.
"Meski Masamper dari Nusa Utara, tapi orang Manado lebih banyak menggunakan Masamper saat mengisi acara. Padahal asal mula adat itu dari sana (Nusa Utara)," ungkap Semuel.
Semuel menjadi pelatih grup Masamper di beberapa daerah.
Selain hobi menciptakan lagu, Semuel juga suka menyanyi dan menjadi pelatih grup Masamper.