Gridhot.ID - Sikap Donald Trump selama memerintah di Amerika Serikat sepertinya tak akan diteruskan Joe Biden.
Donald Trump sendiri memang jadi sosok yang menghebohkan dunia.
Baru-baru ini dikutip Gridhot dari The Guardian, Donald Trump diduga telah menjadi 'aset' Rusia selama puluhan tahun.
Memang kerja sama Amerika Serikat dan Rusia di masa Donald Trump nampak tak terlalu banyak bergejolak.
Namun kini era AS tunduk ke Rusia sepertinya sudah berakhir.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pemerintahannya sedang bekerja untuk membangun kembali "otot-otot aliansi demokratis yang telah berhenti berkembang dari empat tahun pengabaian dan pelecehan" setelah masa jabatan Donald Trump berakhir.
Dalam kunjungan pertamanya ke Departemen Luar Negeri AS pada hari Kamis, Biden berjanji untuk berdiri dan bahu membahu dengan sekutu dan mitra utama AS.
Biden menekankan bahwa memimpin dengan diplomasi juga harus berarti melibatkan musuh AS dan pesaing AS secara diplomatis.
"Di mana itu demi kepentingan kami dan memajukan keamanan rakyat Amerika ," ujarnya seperti dilansir Independent, Jumat (5/2).
Dikutip Gridhot dari Kontan, Biden mengatakan bahwa dia telah menjelaskan kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, bahwa era AS tunduk pada kemauan Rusia telah berakhir.
Biden mengatakan AS akan siap menghadapi tindakan agresif Rusia, merujuk pada serangan dunia maya dari pelanggaran SolarWinds, campur tangan pemilu dan keracunan tokoh oposisi Alexei Navalny, sudah berakhir.
Biden mengatakan Navalny telah menjadi sasaran karena mengungkap korupsi dan harus dibebaskan segera dan tanpa syarat.
"Kami tidak akan ragu untuk menaikkan biaya pada Rusia dan mempertahankan kepentingan vital kami dan rakyat kami," katanya.
Presiden Biden menguraikan serangkaian inisiatif kebijakan luar negeri, termasuk tinjauan global terhadap angkatan bersenjata AS, dan mengakhiri dukungan militer AS untuk serangan yang dipimpin Saudi di Yaman, dan perintah eksekutif pada program penerimaan pengungsi AS yang dirusak oleh pemerintahan Trump.
"Amerika kembali. Diplomasi sudah kembali," katanya dalam pidato kebijakan luar negeri besar pertamanya sejak menjabat.
(*)