Sementara pertumbuhan kubah lava tebing Barat Daya, Hanik bilang, pasca erupsi besar pada 27 Januari lalu, kecepatannya relatif kecil untuk Gunung Merapi.
Pada 4 Februari, volume kubah lava di tebing Barat Daya terukur sebesar 117.400 m3. Terjadi pertumbuhan kubah lava dengan laju pertumbuhan 12.600 m3 per hari.
Sejak 4 Januari 2021, Gunung Merapi memasuki fase erupsi yang bersifat efusif. Erupsi yang dikenal juga sebagai tipe Merapi adalah erupsi dengan aktivitas berupa pertumbuhan kubah lava disertai guguran lava dan awan panas.
Sejauh ini, menurut Hanik, jarak luncuran awan panas terjauh mencapai 3,5 kilometer yang terjadi pada 27 Januari lalu. "Dominasi guguran awan panas ke arah Barat Daya," sebutnya.
Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi, berupa erupsi efusif. Tapi, status masih sama, dalam tingkat Siaga mulai 5 November 2020 lalu.
"Status Awas belum kami tetapkan. Penetapan status Awas kalau ancaman awan panas sudah ke penduduk," kata Hanik.
Potensi bahaya Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor Selatan-Barat Daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.
Sementara lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dalam radius 3 kilometer dari puncak Merapi.
(*)