Pada 16 Juni 1959, Naoko mengisi acara di hotel Imperial, Tokyo, guna menyambut kedatangan tamu negara.
Di sanalah Bung Karno, sapaan akrab Soekarno, pertama kali bertemu Naoko, dan jatuh hati. Setelah pertemuan itu, keduanya rutin saling berkirim surat cinta.
Setiap Bung Karno berkunjung ke Jepang untuk membicarakan pampasan perang, ia selalu menemui Naoko. Affair Bung Karno dengan Naoko ini rupanya mengkhawatirkan sejumlah pihak.
Dalam kisah yang ditulis Julius Pour di buku Kisah Istimewa Bung Karno, ABRI sangat khawatir dengan kisah cinta Bung Karno ini.
Sebab, secara politis dampaknya sangat merugikan.
Pasalnya, saat itu musuh pemerintah mencoba memanfaatkan situasi itu untuk menjelek-jelekkan nama dan kelakuan Bung Karno.
Apalagi saat itu Indonesia sedang melancarkan Konfrontasi Malaysia.
Pimpinan ABRI lantas mengirim dua perwiranya, Ahmad Yani dan Soenarso untuk menyusul Bung Karno yang kala itu tengah berada di Jepang menemui Naoko.
Setibanya di hotel tempat Sukarno menginap, Ahmad Yani dan Soenarso sempat berdebat tentang siapa yang harus berbicara kepada Bung Karno dan mengajaknya pulang.
Source | : | Tribunnews.com,Intisari Online |
Penulis | : | Siti Nur Qasanah |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar