Sementara itu, dilansir dari Kompas.com, Presiden Joko Widodo kembali menyinggung soal lockdown atau penutupan wilayah secara total, dalam pernyataan publiknya pada Kamis (11/2/2021).
Kali ini, Jokowi menyebut bahwa lockdown tidak tepat apabila dilakukan di suatu daerah yang hanya mencatat sedikit kasus Covid-19 saja.
Hal tersebut dia sampaikan saat memberikan sambutan pada "Peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional VI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) 2021" di Istana Negara.
Semula, Jokowi menyinggung pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro. PPKM mikro bisa dilakukan di lingkup kelurahan, desa, RW dan RT apabila pemerintah setempat merasa perlu.
"Jika dirasa perlu, ini PPKM bisa dilakukan, tetapi dalam skala mikro, dalam lingkup yang kecil. Dalam skala keluahan, desa, RW dan RT saja," ujar Jokowi dikutip dari siaran kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis.
"Jangan sampai yang terkena virus (Covid-19) hanya satu orang dalam satu RT, yang di- lockdown seluruh kota. Jangan sampai yang kena virus misalnya satu kelurahan yang di-lockdown seluruh kota. Untuk apa?" lanjutnya.
Menurut Jokowi, strategi lockdown keseluruhan seperti itu menjadi langkah keliru.
Sehingga, dia menegaskan kali ini pemerintah harus bekerja secara lebih detail dalam menangani Covid-19.
Jokowi kembali menekankan, apabila lockdown akan dilakukan, maka sebaiknya dengan lingkup kecil saja. Dia menyebut dengan istilah micro-lockdown.