Gridhot.ID - Kudeta Militer Myanmar kini sudah masuk ke masa berbahaya.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, satu orang wanita demonstran penolak kudeta militer dilaporkan tewas saat jalankan aksi.
Korban diketahui ditembak di kepala oleh polisi pada 9 Februari dan menghembuskan napas terakhirnya pada 19 Februari.
Melihat kengerian ini Amerika Serikat akhirnya ikut campur dalam masalah ini.
Dikutip Gridhot dari Kontan, Amerika Serikat pada hari Senin menjatuhkan sanksi terhadap dua anggota junta militer Myanmar dan mengancam tindakan lebih lanjut atas kudeta 1 Februari di negara itu.
Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan mengatakan langkah itu ditujukan pada Jenderal Maung Maung Kyaw, yang merupakan panglima angkatan udara, dan Letnan Jenderal Moe Myint Tun, mantan kepala staf militer dan komandan salah satu operasi khusus militer. Biro yang mengawasi operasi dari ibukota, Naypyidaw.
"Militer harus membatalkan tindakannya dan segera memulihkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis di Burma, atau Departemen Keuangan tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut," kata departemen itu dalam sebuah pernyataan.
“Kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap mereka yang melakukan kekerasan dan menekan keinginan masyarakat,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah pernyataan.
Pemogokan massal terhadap pemerintahan militer menutup bisnis di Myanmar pada hari Senin dan demonstrasi besar berkumpul dengan damai meskipun ada kekhawatiran akan kekerasan setelah pihak berwenang memperingatkan bahwa konfrontasi bisa mematikan.