Namun, hal itu tidak mematahkan semangat Pak Tarno untuk menjalani hidup.
Seperti yang dilansir dariKompas.com, Pak Tarno mengadu nasib ke Jakata saat berusia 10 tahun.
Sampai di Jakarta seorang diri, Pak Tarno mencoba peruntungan dengan bekerja.
Awalnya, Pak Tarno berjualan minyak tanah keliling.
Kemudian, ia beralih berjualan martabak telur yang ternyata dari sini jalannya menjadi pesulap.
Caranya berjualan menarik perhatianpembeli terutama anak-anak dengan menunjukkan sedikit sulap.
Dari situ barulahPak Tarobanting setir menjadi pesulap.
(*)