Gridhot.ID - Sampai awal abad ke-19 Suriname diwarnai bunga-bunga etnis.
Penduduk aslinya sendiri, orang Amerindian, ditambah lagi oleh golongan Bush Negro.
Terakhir, orang-orang Eropa dan keturunannya yang mereka namakan orang Kreol.
Orang Kreol inilah yang kemudian mendominasi populasi Suriname hingga kini.
Tadinya, Kreol hanya sebutan untuk orang Eropa yang dilahirkan di Amerika Selatan atau India Barat, tapi kemudian berkembang menjadi sebutan untuk orang asing yang dilahirkan di Suriname.
Melansir dari intisari-Online.com, kedatangan sekitar 32.000 emigran Jawa di Suriname menjadi tonggak awal lahirnya variasi etnis Jawa di tengah-tengah populasi Suriname yang sudah beraneka itu.
Baru-baru ini viral sosok Ponidjo Kromotaroeno, pensiunan polisi Suriname yang sedang mencari keluarganya di Sleman, awalnya dari livestreaming campursari.
Ponidjo Kormotaroeno mendadak menjadi perbicangan di media sosial.
Pasalnya, pria asal Suriname itu mengaku sedang mencari keluarganya yang tinggal di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kisah Ponidjo ini viral usai Toying Horwulan menceritakan pencarian Ponidjo di halaman Facebook pribadinya.
Berikut SURYA.co.id merangkum sosok Ponidjo Kromotaroeno.
Sosok Ponidjo Kromotaroeno
Melansir artikel Kompas berjudul "Cerita Ponidjo, Warga Suriname yang Mencari Keluarganya di Sleman, Bapak Ibu Tinggalkan Tanah Air Tahun 1931"
Diketahui, Pondijo merupakan pensiunan polisi di kepolisian Distrik Sramacca, Suriname.
Sang ayah adalah Sarbin Goenapawiro asal Desa Tajem, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
Sementara itu, sang ibu bernama Djainem Kromotaroeno asal Desa Pelem, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman.
Sarbin dan Djainem meninggalkan Indonesia dari Semarang ke Suriname dengan menggunakan kapal Soemalur pada 27 Juni 1931.
Ponidjo bercerita kepada Toying bahwa sang ibu, Djainem, adalah istri ketiga ayahnya.
Ponidjo memiliki saudara kandung seorang perempuan bernama Wagirah yang diperkirakan masih tinggal di Sleman.
Toying bercerita awal berkomunikasi dengan Ponidjo.
Saat itu Toying sedang live streaming lagu Jawa campursari di Facebook.
Selain itu, Toying juga sering memutar lagu-lagu ciptannya.
Ternyata ada seorang warga Suriname yang ikut memantau live streaming.
Kebetulan saudara Toying yang menjadi pembicara di acara live streaming tersebut.
Ternyata pria asal Suriname yang diketahui bernama Pondijo mengirimkan chat dan meminta tolong untuk mencarikan saudaranya yang tinggal di Sleman.
"Kebetulan saya kan pencipta lagu jadi di situ menyajikan lagu-lagu karya saya juga. Nah, waktu itu ada orang Suriname entah share dari mana, ikut memantau live streaming itu," ujar Toying Harwulan
"Live streaming itu ada komentar dan kirim-kirim lagu, kemudian Ponidjo ini nge-chat kerabat saya yang menjadi MC, minta tolong dicarikan saudaranya yang ada di Indonesia, utamanya di Sleman," bebernya.
Toying bercerita susunan bahasa Indonesia yang digunakan Ponidjo belum tertata baik.
Ia pun merangkai pesan Ponidjo sehingga mudah dipahami dan menggunakan gaya bertutur.
"Kerabat saya yang menjadi MC menghubungi saya, bilang ini kalau bisa dibantu, ini orang Suriname ingin mencari saudaranya," urainya.
Toying pun terpanggil untuk membantu Ponidjo dan mengunggah cerita Ponidjo ke akun Facebook pribadinya.
Selain itu, Toying juga melakukan observasi nama dusun dan desa yang disebutkan oleh Ponidjo.
Diketahui Desa Tajem, asal ayah Ponidjo, telah digabung bersama tiga desa lainnya, yakni Paingan, Nayan, dan Kembang menjadi Kalurahan Maguoharjo.
Penggabungan dilakukan pada tahun 1946.
Sedangkan Desa Pelem, asal sang ibu, adalah salah satu dusun di Pedukuhan Penen, Kalurahan Harjobinangun.
"Kerabat saya yang menjadi MC menghubungi saya, bilang ini kalau bisa dibantu, ini orang Suriname ingin mencari saudaranya," urainya.
"Semua informasi yang ada saya rangkai, kemudian saya observasi karena dusun-dusun yang bersangkutan ternyata sudah gabung jadi desa.
Tapi saya memang belum ke Yogya, ini saya di Sukoharjo," urainya.
Dapat Tangapan Positif
Toying bercerita, respons dari unggahan cerita Ponidjo sangat luar biasa. Dia dihubungi oleh beberapa orang di dusun yang disebutkan oleh Ponidjo dan mereka bersedia untuk mencarikan informasi. "Saya sudah dihubungi beberapa orang, termasuk kepala desa di wilayah yang disebut itu, mereka bersedia untuk memberikan informasi, mungkin lebih detail lagi," ujarnya.
Mengetahui adanya kemungkinan informasi yang lebih detail, Toying Harwulan berencana untuk datang ke Sleman.
Ia akan melakukan penelusuran nama-nama yang diinformasikan untuk menemukan keluarga Ponidjo Kromotaroeno.
Menurutnya, Ponidjo sudah mencari keluarganya sejak tahun 2017 dan ia berniat untuk membantu. "Ada rencana mau investigasi langsung ke nama-nama yang disebut itu, ya modalnya hanya keyakinan. Sebenarnya (Ponidjo Kromotaroeno) melakukan pencarian sudah sejak tahun 2017 atau 2018," jelas dia.
Toying juga bercerita, ada saudara Ponidjo yang membaca unggahan tersebut.
"Saudaranya Ponidjo yang ada di Suriname itu jadi tahu, bahwasanya kakek nenek dia itu ini. Tahunya itu dari posting-an saya karena saya nulisnya urut, ini anaknya ini, ini anaknya ini. Saudaranya itu namanya Irieen," ungkapnya.(*)