Ganjar dari 9 persen, melejit ke 14-15 persen, kini tergeser menjadi 13,5 persen.
“Prabowo masih sangat potensial dimajukan kembali pada 2024, dengan lawan potensial antara Kang Emil atau Ganjar,” kata Hendri.
Menurutnya, kepala daerah di dua provinsi terpadat di Pulau Jawa itu potensial menjadi pemimpin nasional masa depan.
Yang menarik, AHY dari awalnya hanya 1-2 persen, dalam waktu cepat menyalip sejumlah nama, kini elektabilitasnya mencapai 7,0 persen.
Di sisi lain Sandiaga dari 10-11 persen melorot menjadi 6,8 persen, sedangkan Anies dari 13 persen turun menjadi 6,3 persen.
“AHY diuntungkan oleh pertarungan internal di Partai Demokrat, sebagai capres unggulan dari kalangan oposisi,” kata Hendri.
Sebagai catatan, Moeldoko yang mengkudeta kepemimpinan Demokrat hanya mampu meraih elektabilitas 0,4 persen atau di bawah 1 persen.
"Kesan AHY sebagai figur yang dizalimi tampaknya mendulang simpati dari publik,” kata Hendri.
Selain itu ada nama-nama seperti Tri Rismaharini (4,6 persen), Erick Thohir (3,3 persen), Khofifah Indar Parawansa (2,7 persen), dan Giring Ganesha (2,1 persen). Lalu Mahfud MD (1,6 persen), Puan Maharani (1,3 persen), Susi Pudjiastuti (1,1 persen), dan Airlangga Hartarto (1,0 persen).
Sisanya seperti halnya Moeldoko hanya di bawah 1 persen, antara lain Gatot Nurmantyo (0,7 persen).