"Karena, memberikan contoh terbaik untuk yang kerjanya termasuk saya. Seperti Saat ibu mencangkul dan menanam tanaman di bibir pantai sendiri. Padahal, tukangnya ada," ujar Danang saat ditemui Tribunjabar.id di posko Bandara Pamugaran pantai barat Pangandaran, Selasa (16/3/2021).
Danang menganggap, Ia pikir karena sudah lebih dari kaya tidak mengerti pekerjaan kasar seperti itu. Ibu Susi ini masih mau nyangkul, bersih bersih, dan memungut sampah.
"Apalagi ketika melihat ada sampah plastik, ibu tidak suka dengan namanya sampah seperti itu," ucapnya.
Danang menambahkan, lokasi disini (Pangandaran) masih terhitung banyak manusia dan pasti banyak yang buang sampahnya. Tapi, masih ada yang sadar untuk memungut sampah.
Sementara di daerah Natuna (Provinsi Kepulauan Riau), tempat Danang kerja dulu, yang namanya sampah setiap hari dan setiap saat banyak sampah.
"Namun Ibu itu, sempat sempatnya memungut sampah disepanjang pantai sambil melakukan olahraga jalan kaki atau lari pagi," kata Danang.
Hal seperti karakter ibu Susi, lanjut Danang, efeknya lumayan besar untuk pribadi Danang dan teman-teman rombongan kerja lainnya.
Menurutnya, kalau dilihat dari segi kemampuan kemudian dulu itu kan pernah mempunyai otoritas yang tinggi (menjadi Mentri), Ibu susi ini sudah terlalu baik.
"Bukan karena karyawannya, Saya hanya pekerja harian lepas saja. Memang faktanya seperti itu, teman yang lain juga mengatakan hal seperti itu," ucap Danang.