Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Bukan Sembarangan, Kakek Ini Tersenyum Lebar Pamerkan 'Tuyul' Peliharaannya yang Mampu Antarkan Anak-anaknya Sarjana hingga Jadi PNS: Ini Hampir Selama 40 Tahun

Desy Kurniasari - Sabtu, 27 Maret 2021 | 05:42
Kakek bernama Rahmat Ali (70) ini mengaku telah memelihara 'tuyul' sekitar 40 tahun terakhir
tribunjabar.id

Kakek bernama Rahmat Ali (70) ini mengaku telah memelihara 'tuyul' sekitar 40 tahun terakhir

Baca Juga: Hatinya Hancur Bertubi-tubi, Sudah Pergoki Istri Selingkuh dengan Bawahannya Sendiri, Suami Bu Kades Harus Bayar Utang Rp 150 Juta untuk Kampanye: Gajinya Sisa Rp 400 Ribu

"Ini hampir selama 40 tahun, alat ini dapat menghasilkan uang, juga dapat menghidupi istri dan anak-anak. Sehingga saya selalu menyebutnya tuyul," ucapnya sambil tersenyum lebar pada beberapa orang di sekitarnya.

Kakek bertopi loreng ini mengisahkan, sebelum berprofesi sebagai jasa tensi darah keliling, ia merupakan seorang honorer penyuluh kesehatan di Kecamatan Sukarja, Sukabumi sekitar akhir tahun 1970.

Pertama menjadi penyuluh di bidang kesehatan, kakek lulusan Sekolah Lanjutan Tingkatan Atas (SLTA) ini dibayar sebesar Rp 15 ribu per bulan, setelah menginjak satu tahun upahnya sebagai honorer naik menjadi Rp 35 ribu per bulan.

Baca Juga: Dikira Cuma Alami Gangguan, Mesin ATM Ini Rupanya Habis Dibobol Sesosok Makhluk hingga Uang Rp 254 Juta Ludes, Begini Hasil Rekaman CCTV

"Saat itu gaji sebesar Rp 35 ribu, sedangkan utang ke warung untuk keperluan rumah tangga mencapi Rp 45 ribu.

Setelah hampir selama tiga tahun menjadi penyuluh, saya mencari pekerjaan lain," katanya.

Pada akhirnya sekitar tahun 1973-an, Rahmat diterima di perusahaan batu bara sebagai teknisi.

Namun tidak bertahan lama, hingga akhirnya ia memutuskan mencari pekerjaan lain ke kota lain.

Baca Juga: Pukuli Perempuan yang Dihamilinya Tanpa Dinikah, Oknum Kades di Pekalongan Disebut Beri Ancaman Santet hingga Bunuh Korban: Rambut Saya Botak Dijambak, Mulut Berdarah Kena Pukul

Berbekal ilmu pendidikan kesehatan ketika sebagai honorer penyuluh kesehatan, ia memutuskan untuk berprofesi sebagai jasa tensi keling.

"Waktu itu ketika awal menjadi jasa tensi keling, setiap orang memberi upah Rp 1.00, dan dalam sehari bisa menghasilan sebesar Rp 80 ribu," katanya.

Source :TribunSolo.comTribunJabar.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x