“Tapi menurut aturan yang ditetapkan negara, ini kontradiktif karena tidak memperbolehkan orang banyak. Dalam situasi ini, sebagai warga negara, saya melihat hal itu dua arah, tergantung hati nurani masing-masing,” ujarnya.
“Kesehatan masyarakat bergantung pada hati nurani setiap orang, siapa pun mereka. Kesehatan masyarakat adalah milik semua orang. Ini adalah pertanyaan untuk melihat keuntungan dari menggabungkan energi itu. Penduduk butuh kasih sayang, tapi juga harus taat aturan, menggabungkan semua sumber daya untuk menghadapi situasi nasional ini,” ujarnya.
Jose Ramos-Horta, juga seorang pemimpin sejarah Timor, mengatakan kepada Lusa bahwa foto-foto itu bisa “berdampak karena dia adalah tokoh paling berpengaruh di negeri ini. Banyak orang sangat percaya pada apa yang dia katakan dan lakukan. Dan jelas bisa mempengaruhi tingkah laku warga”.
“Ada bukti konsekuensi dari pandemi ini di dunia. Saya prihatin pada Xanana, karena usianya dan sangat diperlukannya (Xanana) bagi negeri ini, membuat dirinya berisiko tertular.
Ramos-Horta, yang biasanya menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berhubungan langsung dengan penduduk, mengatakan dia sekarang "sangat jarang" meninggalkan rumah.
Dia hanya meninggalkan rumah untuk berbelanja atau untuk beberapa "kunjungan yang sangat diperlukan dan selalu menjaga jarak secara fisik dan menuntut agar setiap orang mengenakan masker.(*)