Mempermalukan diri sendiri Duta Besar Inggris, Dan Chugg mengatakan di Twitter bahwa pasukan keamanan telah mempermalukan diri mereka sendiri dengan menembak warga sipil yang tidak bersenjata.
"Pada saat krisis ekonomi, Covid-19, dan situasi kemanusiaan yang memburuk, parade militer hari ini dan pembunuhan di luar hukum berbicara banyak untuk prioritas junta militer," tulis Chugg.
Baru-baru ini sebuah peringatan terselubung muncul dalam saluran berita di channel MRTV pada Jumat, 26 Maret 2021 malam.
Pesan tersebut telah mengeluarkan peringatan terselubung bahwa warga sipil harus belajar dari kematian orang lain.
"Anda bisa dalam bahaya ditembak di kepala dan punggung," bunyi pesan tersebut. Menurut Asisten Asosiasi Tahanan Politik (AAPP), setidaknya 328 orang tewas dan lebih dari 3.000 orang telah ditangkap dalam protes sejak kudeta 1 Februari lalu.
Akan tetapi ribuan penduduk Myanmar tidak gentar. Mereka tetap melakukan aksi demo rutin, meskipun jumlah korban dan ancaman terus meningkat.
Pemilu baru di Myanmar
Melansir Nikkei Asia, parade militer tersebut ditayangkan di saluran televisi yang dikendalikan oleh junta militer.
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin menghadiri acara tersebut.
Pada Jumat (26/3/2021), Formin bertemu dengan Jenderal Min Aung Hlaing. Dalam pidatonya, Jenderal Min Aung Hlaing menegaskan kembali janjinya untuk mengadakan pemilu baru di Myanmar.