GridHot.ID - Kejadian bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3/2021) pagi masih menyisakan kenangan getir.
Terlebih lagi bagi warga sekitar dan umat Gereja Katedral Makassar.
Diberitakan GridHot sebelumnya, bom bunuh diri tersebut mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
Identitas pelaku bom bunuh diri itu pun telah berhasil diungkap.
Pelaku merupakan seorang pria berinisial L, dan seorang wanita bernama YSF yang merupakan pasangan suami istri.
Dari hasil penyelidikan pihak berwajib, salah satu pelaku bom bunuh diri, L, diketahui menginggalkan surat wasiat.
Mengutip TribunJateng.com, Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam membenarkan isi surat wasiat pelaku bom Gereja Katedral Makassar.
Sejak tadi malam, di media sosial Makassar, ramai beredar wasiat pelaku Bom Makassar.
Lembaran surat wasiat yang ditulis huruf kapital itu, beredar luas di media sosial.
Seperti di via WhatsApp dan bahkan di akun Instagram.
Seperti yang di-posting di akun @makassar__info.
Dalam surat wasiat itu, Lukman berpamintan dan meminta maaf ke ibunya Wahidah dan adiknya Fitri yang ia sapa Pitto.
Di antara wasiatnya, melarang adik perempuannya Fitri alias Pitto bergaul dan fokus membantu orang tua.
View this post on Instagram
Kepada ibunya, Lukman pelaku Bom Makassar berwasiat untuk tidak lagi meminjam uang di bank.
'Iya benar, itu (kertas) salah satu yang didapat saat penggeledahan," kata Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam kepada reporter Tribun-timur.com, Selasa (30/3/2021).
Beredar surat wasiat yang diduga ditulis langsung oleh terduga pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Lukman (26).
Surat wasiat itu ditemukan setelah tim Gegana Brimob Polda Sulsel dan Densus 88 melakukan penggeledahan di rumah Lukman, Jl Tinumbu I Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Makassar, Senin (29/3/2021).
Lukman bersama istrinya disebut perlaku bom bunuh diri di depan pagar pintu Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3/2021) pagi.
Fakta-fakta Pelaku Bom Makassar
Identitas dan perilaku aneh Lukman diungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi pers di Mapolda Sulawesi Selatan, Senin (29/3/2021) siang.
Lukman disebut mulai bertingkah aneh dan jarang bergaul dengan tetangga sejak menikah dan aktif mengikuti pengajian.
Listyo mengatakan, pihak kepolisian telah melakukan identifikasi terhadap para pelaku, termasuk pengecekan melakukan tes DNA di Laboratorium Forensik.
Dari hasil identifikasi, diketahui Lukman melancarkan aksinya bersama sang istri, YSR.
"Saudara L (Lukman) ini sempat meninggalkan surat wasiat kepada orangtuanya yang isinya mengatakan bahwa yang bersangkutan berpamitan dan siap untuk mati syahid," kata Listyo.
Ketua RW 1 Kelurahan Bunga Ejaya, Hamka, mengatakan, Lukman selama ini diketahui anak yang penyabar. Apalagi sejak umur 5 tahun ia telah ditinggal mati oleh ayahnya.
"Ia penyabar sekali dari kecil, sudah yatim dari umur 5 tahun," ujar Hamka.
Ibu YSF, Elis Mariani, mengatakan, anaknya baru menikah dengan Lukman sekitar tujuh bulan lalu. Sejak menikah dengan Lukman, Elis sudah jarang berkomunikasi dengan anaknya itu.
"Jarang ketemu sejak menikah. Dia menikah sekitar 7 atau 8 bulan lalu," ujarnya.
Elis mengatakan, setelah menikah keduanya memilih usaha berjualan makanan secara online.
Apabila ada yang memesan makanan, maka suaminya yang seringkali mengantarkan pesanan pembeli. Ia baru mengetahui bahwa anaknya meninggal dunia pada Minggu malam.
"Baru tahu tadi malam (Minggu, 28/3/2021 malam). Yang perempuan itu anak saya," kata Elis.
Menurut Hamka, perubahan Lukman mulai terasa saat ia memutuskan untuk berhenti kuliah.
"Dia kuliah dekat sini. Saya lupa kampus apa. Tapi tiba-tiba dia mau berhenti. Saya kasihan sama ibunya, karena dia tidak mau dilarang. Berubah, dia sering pulang malam, terus sudah tidak mau bergaul sama warga di sini. Dulu memang pendiam, tapi masih mau kumpul," jelas Hamka.
Setelah berhenti kuliah, tidak lama kemudian Lukman dikabarkan sudah menikah. "Tiba-tiba menikah, tidak tahu orang mana itu (istrinya), kami tidak tahu karena tidak menikah lewat pemerintah," katanya.
Setelah menikah, anak sulung dari dua bersaudara itu bertambah keras dan sering kali menegur ibunya jika melakukan ritual adat seperti barasanji.
"Dia selalu tegur orang tuanya kalau barasanji, katanya bid'ah, tidak boleh. Bahkan Lukman ini tidak mau makan ayam atau sapi kalau bukan dia sendiri yang potong," tuturnya.
Perselisihan Lukman dan ibunya berakhir saat Lukman dan istrinya memilih meninggalkan rumah. "Sudah pindah di lorong sebelah, yang tadi digerebek itu, bahkan didapat ada 5 peluru," terang Hamka.
Hamka mengatakan, saat berita pemboman gereja tidak ada warga yang menyangka jika dia adalah Lukman. "Tidak ada yang menyangka, kami kira cuma ikut pengajian-pengajian saja.
Ternyata pas ada berita bilang kalau dia warga sini, inisial L, di situ kami langsung tahu kalau itu Lukman sama istrinya," katanya.(*)
Source | : | GridHot.ID,TribunJateng.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar