"Turunannya dapat meledak hanya karena terkena panas, gesekan atau goncangan. Bukan hanya karena tombol dipencet," kata Tito dalam jumpa pers saat terjadi Bom 14 Mei 2018 silam
Bom jenis ini ternyata juga digunakan oleh ISIS dalam serangkaian serangan yang dilancarkannya di Irak dan Suriah.
Lalu mengapa ISIS dan kelompok teror di Indonesia menggunakannya?
Dikutip dari Ajc.com, bom yang disebut 'Mother Of Satan' itu digunakan karena volatilitas dan kapasitas untuk kerusakan ekstrem selama beberapa waktu.
Hal inilah yang menjadi senjata pilihan bagi para teroris seperti dijelasakan melaluiThe Washington Post.
Bom ini adalah senjata yang tidak terlihat dalam situasi medan perang, tetapi digunakan secara luas oleh ISIS dan organisasi teror lainnya.
Ketika diproses, triperoxide triasetone atau TATP yang eksplosif, adalah zat bubuk putih yang tidak berbau peledak yang bisa dipicu oleh panas atau gesekan dan goncangan.
Padatan menghasilkan sejumlah besar gas pada penyalaan, tetapi tidak selalu menghasilkan api, meski begitu Aseton juga dapat terbakar dan menyebabkan kebakaran.
Selain itu bahan kimia yang digunakan untuk membuat bom ini juga dijual bebas di beberapa negara.
Bom jenis ini kabarnya juga digunakan pada kasus serangan teror di Barcelona dan ledakan pembunuhan di Manchester pada 2017 silam.