Setelah hampir tiga jam menunggu tindakan medis, upaya Agung dan Linda tak bisa melampaui takdir.
Agung yang kemudian pasrah, mencoba menghubungi Erlita, mantan istri dan ibu kandung AP mengabarkan kematian anaknya itu.
"Karena atas permintaan ibu kandungnya, AP agar disemayamkan esok harinya dan diminta formalin. Namun saya menolak awalnya. Namun untuk menghindari kesalahpahaman akhirnya saya ikuti, tapi tetap menolak kalau diformalin. Kemudian alternatifnya ya jenazah disimpan dalam lemari pendingin di kamar jenazah," sambung Agung.
Agung menjelaskan, saat memandikan jenazah AP, tidak ada sedikitpun darah yang keluar dari bagian tubuh anaknya itu.
"Saya sendiri ikut memandikan. Termasuk ada petugas rumah sakit yang ikut memandikan. Ada saksinya. Itu tidak ada keluar darah," imbuhnya.
Baru kemudian tanggal 28 Maret 2020, kondisi jenazah yang ditutup plastik yang disebut sebagai protokol Covid itu ditemui oleh Erlita.
"Kami juga tidak tahu. Darah itu baru keluar pada saat ibu kandungnya mencium jenazah AP atau memegangnya," ujarnya.
Agung dan Linda merasa pemberitaan di luar tersebut begitu menyudutkan dan hanyalah sebuah penggalan dari konstruksi cerita yang sebenarnya.
"Kami juga merasa perlu memanggapi dan meluruskan kabar di luaran sana yang hanya sepenggal-sepenggal. Tidak benar kami tidak memperlakukan anak kami dengan tidak baik. Ayah mana yang tega melihat anak kandungnya menderita," lanjutnya
Saat diminta untuk autopsi, pihak Agung dan Linda awalnya sempat ragu karena tidak tega melihat jenazah anaknya kembali dibongkar, namun karena adanya kepentingan penyidikan, akhirnya Agung bersikap kooperatif dan menandatangani pembongkaran makam buah hatinya itu.