Rekaman peristiwa itu konon berlangsung di ruang tamu kediaman Mayangsari, simprug Golf VXI No 36 pada 7 Juli 2000 lalu.
Menurut sebuah sumber, sofa kuning yang dipakai saat akad nikah sudah diboyong ke rumah orang tua Mayangsari di Purwokerto.
Meski sudah lama tersimpan, namun obyek foto masih terlihat jelas dan tegas, betapa biasa-biasa saja acara pernikahan tersebut jika dibandingkan dengan pernikahan Bambang dan Halimah.
Mayangsari sempat ditolak menjadi bagian dari menantu Keluarga Cendana khususnya oleh Ibu Tien Soeharto.
Melansir gridpop.id, "Almarhum Ibu Tien Soeharto merupakan tokoh pendukung PP 10 tentang larangan poligami maksudnya kan jelas. Jadi, istri sah Bambang adalah Halimah, dan cucu yang sah adalah anak-anak Bambang dari Halimah. Sampai kapan pun dia (Mayang) tak akan diakui keberadaanya sebagai istri Bambang," tegasnya.
Kontras dengan kondisi Mayangsari, Halimah justru diketahui mendapat banjir kasih sayang dari mertuanya.
Hal tersebut terkuak dari foto lawas yang diunggah akun instagram @cendana.archives.
Ibu Tien Soeharto tak pernah mau menganggap Mayangsari hingga menghembuskan nafas terakhirnya.
Meski Begitu, Mayangsari memilih bersikap seolah tak menggubris semua tudingan tentang dirinya dan tetap melayat saat Ibu Tien Soeharto meninggal dunia.
Namun, menurut seorang sumber yang tak mau disebutkan namanya, kedatangan Mayangsari merupakan sebuah trik agar dapat diterima di Keluarga Cendana.
"Ini permainan Mayang. Tapi syukur, Ibu (Halimah-Red) tidak terpengaruh sama sekali dengan manuver-manuver murahan itu," katanya.
"Tujuannya jelas, ingin diakui. Tidak akan pernah terjadi itu," kata sumber tersebut.
"Saya sangat mengenal kedua sosok ini (Halimah-Bambang), mereka adalah pasangan yang sangat serasi. Perhatian Mas Bambang terhadap keluarga, terutama anak-anaknya sangat luar biasa. Tapi, sekarang Mas Bambang gampang marah dan sering bengong," ujarnya kala itu di tahun 2008.
Selain mendiang Ibu Tien Suharto, Mamiek Soeharto dan Titiek Soeharto juga menolak bergabungnya Mayangsari ke keluarga Cendana.
Hal itu terlihat saat penyanyi kelahiran 23 Agustus 1971 itu hadir melayat saat pemakaman Presiden Soeharto pada 27 Januari tahun 2008 silam.
Mengutip laman Wiken.ID, Mayangsari disebut-sebut diusir saat hendak hadir di pemakaman Presiden Soeharto bersama Bambang Trihatmodjo dan Khirani yang masih kecil.(*)
Source | : | Suar.grid.id,GridPop.ID,Wiken |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar