"Saya pikir gunung mau meletus. Waktu itu masih kontak dengan sekdes (Randius) untuk evakuasi warga ke tempat yang aman," kata Mus Betekeneng.
"Pak sek sempat koordinasi warga untuk selamatkan diri. Lampu padam, gemuruh besar, tapi tiba-tiba langsung stop. Saya dapat lontaran batu sekali. Saya kasi bangun ibu, saya bilang ini erupsi kita harus selamatkan diri," kenangnya.
Melalui komunikasi telepon, Randius sempat memberitahukan kalau daya ponselnya tidak bisa bertahan lama lagi.
Mus Betekeneng tidak menyangka kalau itu adalah malam terakhir dia berkomunikasi dengan saudaranya itu.
Menurutnya, Randius terkubur bersama keluarganya saat banjir dan longsor menyapu kawasan tersebut dalam sekejap.
Bencana tersebut melanda wilayah dusun 1, dusun 2 dan dusun 3 desa Waimatan.
Masih ada ratusan warga Waimatan yang bertahan di desa.
Mereka tidak bisa mengungsi ke desa tetangga karena akses jalan yang putus.
Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur sudah meminta kepala desa untuk mengevakuasi warga ke desa tetangga yang lebih aman.