Yuliana menuturkan, meski pernah menjalani operasi pemisahan kepala dengan risiko tinggi, ia dan kembarannya mampu bersaing dengan anak lain yang terlahir normal di bidang pendidikan.
Bahkan, capaian mereka terbilang luar biasa.
Yuliani menyampaikan, operasi pemisahan oleh Pakde memungkinkan mereka meraih capaian seperti sekarang.
Jika tak dioperasi saat itu, amat mungkin ia menghabiskan hidup dengan terbaring karena sulit bergerak akibat kembar siam.
Menurut Yuliana, pengalaman hidup menjalani operasi pemisahan membentuk mereka seperti saat ini.
Banyak pihak berkontribusi dalam keberhasilan mereka.
Yakni orang tua, Pakde, begitu Yuliana Yuliani biasa memanggil Padmosantjojo, dan masyarakat yang mendoakan agar operasi pemisahan tahun 1987 silam berhasil.
Oleh karena itu, Yuliana menjadikan hidupnya sebagai ucapan terima kasih kepada mereka yang berjasa dalam hidupnya.
Kembar siam Yuliana Yuliani
"Kami ingin membuat bangga orang tua, Pakde juga. Mereka tersenyum bangga atas prestasi kami sudah cukup bagi saya," ujarnya.
Yuliana menambahkan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, tanggung jawab sosial terhadap masyarakat kian tinggi.