Salah satu masjid yang sudah dibangun, adalah masjid berbangunan unik dengan nuansa oriental, yakni Masjid Babah Alun Desari.
"Saya enggak pandai ceramah, saya enggak pandai ngaji, tapi buat tempat-tempat wisata religi muslim ini menebarkan syiarnya aja," kata Jusuf.
"Dulu saya dagang di Istiqlal, ditolong orang. makanya sekarang saya kembalikan lagi (kebaikan)," tuturnya.
Masjid Babah Alun Desari, memiliki konsep unik yang tak biasa.
Bangunannya dominan berwarna merah menyala, dengan bentuk atap yang melengkung. Masjid ini menggambarkan budaya khas Tionghoa.
Tampilan ala oriental tersebut juga didukung dengan ornamen-ornamen lainnya seperti pintu, jendela, serta tiang-tiang pilar yang berdiri kokoh.
Menurut Jusuf, arsitektur masjid Babah Alun sendiri memang dibuat dengan akulturasi 3 budaya sebagai simbol keberagaman.
Diantaranya budaya Tionghoa, budaya Arab dan budaya Betawi.
Menariknya, kaligrafi-kaligrafi Asmaul Husna di bagian kubah masjid juga dilengkapi dengan terjemahan bahasa mandarin.
Menurut Jusuf, selain untuk menggambarkan keberagaman, kombinasi kaligrafi dengan tulisan mandarin tersebut sekaligus untuk memudahkan para mualaf keturunan Tionghoa dalam mempelajari Asmaul Husna.