Gridhot.ID - Kasus pandemi corona di dunia hingga kini masih belum mereda.
Bahkan beberapa negara justru mengalami kolaps karena diterjang pandemi corona.
Salah satu negara yang mengalaminya adalah India.
Dikabarkan dari intisari-online, lonjakan kasus virus corona (Covid-19) di India tidak hanya membuat rumah sakit dan tenaga medis kewalahan, tapi juga membuat krematorium sibuk.
Karena pihak krematorium kewalahan, maka membuat keluarga yang berduka melakukan kremasi di taman atau halaman rumah mereka.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Selasa (27/4/2021), Indiamengumumkan rekor 349.691 kasus Covid-19 baru dan 2.767 kasus kematian dalam 24 jam terakhir.
Ini terjadi di tengah gelombang kedua yang telah memicu krisis kesehata di seluruh wilayah.
Salah satu alasannya karena ditemukansejumlah varian baru di India yang dapat menyebabkan mutasi virus corona yang mematikan.
Sanking mengerikannya, di New Delhi, korban virus corona meninggal setiap empat menit dan di beberapa negara bagian pemerintah mengizinkan keluarga untuk mengkremasi korban di tanah mereka sendiri.
Buruknya, para ahli khawatir bahwa jumlah kematian sebenarnya di India bisa 10 kali lebih tinggi daripada angka resmi.
Ini karena pencatatan data yang buruk.
Dan situasinya bisa menjadi lebih buruk, dengan ahli virologi senior memperingatkan gelombang kedua bisa segera mencapai puncak 500.000 kasus sehari.
Dr Shahid Jameel, direktur biosains di Ashoka University, mengatakan bahwa kasus akan terus meningkat dalam dua minggu ke depan.
"Anda akan menemukan dua, terkadang tiga pasien dalam satu tempat tidur di beberapa rumah sakit pemerintah."
"Saya belum pernah melihat yang seperti ini."
Kondisi di India membuat khawatir beberapa negara.
Inggris langsung melarang penerbangan dari India.
SementaraMenteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan turut perihatin atas kejadian yang menimpan rakyat India di tengah pandemi yang mengerikan.
"Kami bekerja sama dengan pemerintah India dan kami akan segera memberikan dukungan kepada para pahlawan perawatan kesehatan India."
Pakistan juga menawarkan untuk mengirim pasokan medis ke negara tetangganya sebagai tanda solidaritas.
Rencananya mereka telah menawarkan ventilator, kit pasokan oksigen, mesin sinar-X digital, dan APD.
Tawaran itu datang setelah Perdana Menteri Imran Khan berdoa untuk pemulihan cepat orang-orang India yang terkena virus.
Dalam sebulan terakhir, kasus harian terus meningkat delapan kali lipat dan kematian sepuluh kali lipat di India.
Orang-orang dirawat di jalanan rumah sakit dan tabung oksigen dipasang di luar rumah sakit saat rumah sakit sudah penuh.
"Inibegitu mengerikan.Secara fisik, mental dan emosional," kata Atul Gogia, seorang dokter di New Delhi.
"Semuanya penuh, kami terlalu tertekan, staf tertular penyakit. Kami tidak punya tempat di ruang gawat darurat."
Saswati Sinha, seorang dokter perawatan intensif di Kolkata, berkata: "Kami sudah kewalahan."
"Semua bangsal kami dan tempat tidur perawatan kritis kami sudah penuh."
Pada bulan Februari,Perdana Menteri Narendra Modi erlalu percaya diri mengatakan bangsanya menginspirasi duniauntuk melawan pandemi Covid-19.
"Negara kami telah menyelamatkan umat manusia dari bencana besar dengan efektif menahan corona."
Kini, sepertiga dari infeksi Covid-19 dunia terjadi di India.(*)