Menurut seorang pejabat kementerian luar negeri India, Prancis mengirim delapan pabrik penghasil oksigen besar minggu ini. Adapun Irlandia, Jerman dan Australia mengirimkan konsentrator oksigen dan ventilator. Dia menggarisbawahi kebutuhan penting akan oksigen.
Melansir Kontan.co.id, Presiden AS Joe Biden menegaskan kembali komitmen AS untuk membantu India, dengan mengatakan dia akan segera mengirim vaksin ke Negeri Taj Mahal itu. Sementara pejabat senior dari pemerintahannya memperingatkan bahwa negara itu masih berada di "ujung depan" krisis.
Kereta "Oxygen Express" pertama India bertolak ke New Delhi, dengan membawa sekitar 70 ton oksigen dari negara bagian timur.
Akan tetapi, krisis belum mereda di kota berpenduduk 20 juta orang itu yang menjadi episentrum gelombang infeksi paling mematikan di dunia.
"Gelombang saat ini sangat berbahaya dan menular dan rumah sakit kelebihan beban," kata Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal seperti yang dilansir Reuters. Dia menambahkan, area publik yang luas di ibukota akan diubah menjadi rumah sakit perawatan kritis.
Adapun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sedang berupaya untuk mengirimkan 4.000 konsentrator oksigen ke India.
Dengan permintaan vaksin yang melebihi pasokan di negara berpenduduk 1,3 miliar orang itu, dua produsen vaksin AS telah menawarkan dukungan.
Gilead Sciences mengatakan pada hari Senin bahwa mereka akan memberi India setidaknya 450.000 botol obat antivirus remdesivir.
Merck & Co mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya bermitra dengan lima produsen obat generik India untuk memperluas produksi dan akses ke molnupiravir obat Covid-19 eksperimental.
(*)