Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Resmi Dilabeli Teroris, KKB Papua Pernah Bantai Puluhan Pekerja di Nduga Sambil Menari-nari, Korban yang Selamat Bahkan Dikejar Sampai Berhari-hari

Candra Mega Sari - Sabtu, 01 Mei 2021 | 03:13
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua
Facebook TPNPB

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua

Gridhot.ID -Sempat terjadi pro kontra, akhirnya pemerintah resmi melabeli KKB Papua sebagai teroris.

"Pemerintah menganggap bahwa organisasi dan orang-orang di Papua yang melakukan kekerasan masif dikategorikan sebagai teroris," ujar Menko Polhukam Mahfud MD dalam konferensi pers dikutip dari YouTube Kemenko Polhukam, Kamis (29/4/2021).

Bukan tanpa alasan pemerintah Indonesiaa memberikan label teroris bagi KKB Papua.

Baca Juga: 8 Jam Baku Tembak dengan Satgas Nemangkawi, Puluhan KKB Pimpinan Lekagak Telenggen Kocar-kacir Masuk Hutan, 9 Anggota Separatis Tewas

Menurut Mahfud, pelabelan organisasi teroris terhadap KKB sesuai UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi UU.

Berdasarkan aturan itu, mereka yang dikatakan teroris adalah siapa pun yang merencanakan, menggerakan, dan mengorganisasikan terorisme.

Adapun terorisme sendiri adalah setiap perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas.

Baca Juga: Jadi Buruan Utama TNI, Inilah Tampang Pratu Lukuis Matuan yang Berkhianat Membelot ke KKB Papua, Punya Kemampuan Tempur di Atas Rata-rata

"Yang dapat menimbulkan korban secara massal atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek vital yang strategis terhadap lingkungan hidup, fasilitas publik atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, dan keamanan," papar Mahfud.

Lanjut Mahfud, langkah pemerintah ini sejalan dengan pernyataan Ketua MPR Bambang Soesatyo dan sejumlah pimpinan instansi serta lembaga negara lainnya yang menyatakan KKB telah melakukan kekerasan secara brutal dan masif.

Diketahui, ketegangan di Papua belakangan ini meningkat dengan kontak tembak yang melibatkan aparat TNI-Polri dan KKB.

Pada Minggu (25/4/2021) lalu, Kabinda Papua, Mayjen Anumerta TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha gugur usai terlibat kontak tembak dengan KKB.

Baca Juga: Jabatan Kabinda Belum Genap Setahun Didudukinya, Inilah Sosok Brigjen TNI Gusti Putu Danny yang Gugur Lindungi Negara, Tewas Ditembak KKB Papua

Selanjutnya, dua hari berselang Selasa (27/4/2021), seorang anggota Brimob Polri, Bharada Komang meninggal.

Kemudian dua lainnya luka-luka usai terlibat kontak tembak dengan KKB.

KKB sudah sejak lama melakukan aksi pemberontakan,dari hari ke hari kebrutalan mereka semakin menjadi-jadi.

Diantara ribuan korban yang berjatuhan, ada beberapa yang berhasil selamat dari pembunuhan KKB.

Salah satunya adalahJimmi Aritonang.

Melansir Intisari Online (19/4/2021),Jimmi Aritonang merupakansalah satu pekerja di PT Istaka Karyadi Nduga, Papua.

Jimmi dan pekerja lainnyaadalah pekerja pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga.

Lalu dia menceritakan kisahnya kepadaKepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhamad Aidi saat berhasil diselamatkan.

Semua berawal ketika seluruhPT Istaka Karya memutuskan untuk tidak bekerja pada 1 Desember 2018.

Baca Juga: TNI Kembali Berduka, Kepala BIN Daerah Papua Brigjen TNI Putu Danny Gugur Ditembak KKB di Beoga, Begini Kronologinya

Para pekerja libur karena adaupacara peringatan yang diklaim sebagai HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPNOPM).

Upacara tersebut memang dilaksanakan oleh kelompok KKB dandimeriahkan bersama masyarakat.

Tapi mendadak situasi berubah sekitar pukul 15.00 WIT,kelompok KKB mendatangai Kamp PT Istaka Karya dan memaksa seluruh karyawan berjumlah 25 orang keluar.

Secara paksa, seluruh pekerja digiring dalam kondisi tangan terikat dan dikawal sekitar orang KKB bersenjata militer.

Jimmi Aritonang (baju hitam) salah satu pekerja pembangunan jembatan yang berhasil dievakuasi ke Wamena.
Dok. Istimewa

Jimmi Aritonang (baju hitam) salah satu pekerja pembangunan jembatan yang berhasil dievakuasi ke Wamena.

Pada tanggal 2 Desember 2018, dengan berjalan kaki, mereka menuju bukit pucak Kabo.

Lalu dipaksaberbaris dengan formasi 5 saf dalam keadaan jalan jongkok.

"Tidak lama kemudian para KKB dalam suasana kegirangan menari-nari sambil meneriakkan suara hutan khas pedalaman Papua," kataAidi.

"Kemudian secara sadis menembaki para pekerja. Sebagian pekerja tertembak mati di tempat dan sebagian lagi pura-pura mati terkapar di tanah."

Baca Juga: Koar-koar Tantang Perang, KKB Pimpinan Egianus Kogoya Kabur Terbirit-birit Saat Markasnya Dikuasai TNI-Polri, Kasatgas Humas Nemangkawi: Pesan Mereka Hanya Gertak Sambal

Setelah itu KKB meninggalkan para korban dan melanjutkan perjalanan menuju bukit Puncak Kabo.

Di tempat itu, ada 11 orang pekerja yang pura-pura mati dan berusaha bangkit kembali untuk melarikan diri.

Sayangnya, beberapa dari mereka belum beruntung. Ketika ingin melarikan diri, mereka terlihat anggota KKB dan dikejar.

Akibatnya 5 pekerja yang tertangkap dibunuh di tempat. Sementara 6 lainnyaberhasil melarikan diri ke arah Mbua.

"2 orang di antaranya belum ditemukan. Sedangkan 4 orang d iantaranya, termasuk saksi Jimmy Aritonang, selamat setelah diamankan oleh anggota TNI di Pos Yonif 755/Yalet di Mbua," ungkapnya.

Jimmi dan saksi lainnya berhasil dievakuasi dan diantarke Wamena, Ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua.

Terus dikejar

Pada 3 Desembersekitar pukul 05.00, Jimmi dan saksi lainnya yang telah diamankan TNI mendadak diserang lagi oleh KKB.

Baca Juga: Berhasil Luluhkan Hati KKB Papua Tanpa Tembakan, Inilah Sosok Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, Eks Danjen Kopassus yang Kini Jabat Pangdam XVIII/Kasuari

Tak hanya menggunakan senjata militer, mereka juga menggunakan panah dan tombak.

"Rupanya mereka tetap melakukan pengejaran. Serangan diawali dengan pelemparan batu ke arah Pos. Sehingga salah seorang anggota Yonif 755/Yalet, Serda Handoko membuka jendela, tertembak dan meninggal dunia," tuturujar Aidi.

Pertempuran itu cukup panas. Antara pukul05.00 WIT hingga 21.00 WIT. Bahkan sempat terjadi adu tembakan.

Sayangnya kondisi tidak menguntungkan bagi TNI. SehinggaDanpos memutuskan untuk mundur mencari medan perlindungan yang lebih menguntungkan.

Tapi kondisi membaik pada 4 Desember 2018. KarenaSatgas gabungan TNI-Polri berhasil menduduki Mbua dan melaksanakan penyelamatan serta dilakukan evakuasi terhadap korban.

Menurut pengakuan Jimmi, korban yang tewas di lerengbukit puncak Kabomencapai19 orang.

Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat Polda Papua AKBP Suryadi Diaz membenarkan informasi tersebut.

Baca Juga: Khianati TNI, Pratu Lukius Y Matuan Membelot dan Bergabung dengan KKB Pimpinan Sabinus Weker, Jejak Digitalnya Langsung Jadi Sorotan

"Sebanyak 31 orang meninggal dunia, 24 orang dibunuh hari pertama, 8 orang yang selamatkan diri di rumah anggota DPRD dijemput, dan dibunuh, 7 orang meninggal dunia. Satu orang belum ditemukan atau melarikan diri," ujar Suryadi Diaz melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (3/11/2018) malam.

Dari hasil penyelidikan aparat keamanan, pembantaian terjadi karena salah satu pekerja tepergok memotret upacara peringatan HUT OP).

Anggota KKB tidak terima dan segera mengejar pekerja yang mengambil foto hingga ke lokasi basecamp pekerja.

(*)

Source :Kompas TVIntisari Online

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x