Pada ranah tersebut ada ruang yang bisa dimasuki oleh Detasemen Khusu (Densus) 88 Antireror Polri guna menanganinya.
Ia juga mengaku heran dengan KKB Papua yang bisa membeli senjata dan kebutuhan lain padahal tidak bekerja.
"Memang aneh, tidak bekerja, tidak punya penghasilan tetap tapi bisa membeli senjata dan amunisi yang begitu mahal, itu (dananya) dari mana?" ucap Paulus mempertanyakan.
Paulus menilai ada beberapa alasan dari mana sumber pendapatan KKB Papua sehingga bisa membeli senjata dan amunisi.
Pemerintah, kata dia, sedang berusaha mencari tahu siapa pihak yang ada di balik pendanaan untuk KKB Papua.
Sementara menyangkut label teroris untuk KKB Papua, Paulus terus mengingatkan masyarakat agar tak salah mengartikan.
Ia menegaskan bahwa label tersebut hanya diberlakukan untuk KKB Papua saja, bukan kepada masyarakat Papua secara keseluruhan.
(*)