Melansir dari Kompas.com, data BI Jateng menyebutkan, menjelang Lebaran, permintaan perbankan di Jawa Tengah akan uang kertas baru meningkat 7,2 persen kalau dibandingkan tahun lalu.
Jumlahnya permintaan pada tahun ini, mencapai Rp23, 3 triliun.
Dari jumlah itu, sebesar Rp10 triliun merupakan permintaan perbankan yang ada di kota Semarang.
Data BI Jateng juga menyebutkan, Januari hingga April tahun ini BI Jateng telah menemukan 1.900 lembar uang palsu.
Uang palsu yang ditemukan itu, kebanyakan lembaran Rp100 ribu.
Kota Semarang, adalah daerah di Jawa Tengah, yang banyak ditemukan uang palsu.
Masyarakat desa sering jadi korban
Sementara itu, anggota DPR RI,dari komisi XI, Alamuddin Dimyati Rois, menjelaskan banyak masyarakat desa yang belum bisa membedakan uang palsu dan asli.
Tidak heran, kalau masyarakat desa sering mendapatkan uang palsu.
Oleh sebab itu, sosialisasi yang dilakukan oleh BI ini, sangatlah penting.