Para pengawal Rabin berdalih mereka takut Perdana Menteri mereka akan dicelakai oleh para Paspampres.
Adu mulut pun tak terelakan antara Rabin dan pengawalnya dengan para Paspampres pengawal Soeharto.
Ketegangan akhirnya memuncak kala pengawal Rabin mencengkeram leherSjafrie sambil mencoba menodongkan senjata otomatis ke perutSjafrie.
Paspampres bergerak tak kalah cepat di mana mereka pun dengan sigap sudah menodongkan senjata kepada Rabin dan para pengawalnya.
Sadar posisinya sudah di ujung maut, Rabin pun memilih untuk menyerah dan meminta semua pihak menurunkan senjatanya.
"Sorry I understand it," pengawal Rabin pun mengakui kesalahan dan arogansinya.
Rabin pun akhirnya mau untuk mematuhi protokol keamanan termasuk sudi untuk menunggu Soeharto selesai bertemu dengan Presiden dari Sri Lanka.
Bayangkan jika saat itu kedua belah pihak sama-sama tak mau mengalah, tak hanya banjir darah, bisa dipastikan Jazirah Arab akan terguncang hebat.(*)