GridHot.ID - Sebuah pesawat asing terlihat melintas di teritorial udara Indonesia tanpa izin.
Melansir Tribun-Timur.com, pesawat asing tersebut kemudian dipaksa mendarat di Lanud Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros, Kamis (10/6/2021) siang.
Kemunculan pesawat asing yang tertangkap radar TNI AU itu, pun dikejar.
Dilansir dari Surya.co.id, dua jet tempur F-16 TNI AU secepat kilat menyergap dan dan mendaratkan paksa pesawat asing yang masuk wilayah Indonesia tanpa izin.
Tak cuma itu, pasukan Paskhas TNI AU bersenjata lengkap juga ikut mengamankan pesawat asing tersebut saat mendarat.
Itulah jalannya simulasi latihan yang digelar TNI AU pada Kamis (10/6/2021).
Kronologi latihan tersebut berawal saat sebuah pesawat asing memasuki teritorial udara Indonesia tanpa izin.
Kemunculan pesawat asing yang tertangkap radar TNI AU itu pun dikejar.
TNI AU mengerahkan dua pesawat tempur F-16 yang diterbangkan dari Lanud Iswahjudi Madiun, Jawa Timur.
Seperti dilansir dari Tribun-Timur.com dalam artikel 'Simulasi, Dua Pesawat F-16 TNI AU Paksa Pesawat Asing Mendarat di Lanud Hasanuddin'
Kedua pesawat tempur TNI AU itu mengejar pesawat asing tersebut hingga ke wilayah udara Sulawesi Selatan.
Dan hasilnya, pesawat misterius itu pun berhasil didaratkan secara paksa di Lanud Sultan Hasanuddin.
Saat mendarat, sejumlah personel Polisi Militer TNI AU dan Tim Penyidik TNI AU langsung menghampiri pesawat.
Mereka dikawal prajurit Paskhas bersenjata lengkap.
Personel POM AU dan Penyidik TNI AU menaiki pesawat guna melakukan pemeriksaandokumen penerbangan dan lain-lain.
Sementara, pasukan elit TNI AU, Paskhas membentuk barikade di areal pesawat.
Selain pemeriksaan terhadap pilot dan penumpang pesawat oleh Tim Penyidik TNI AU, pemeriksaan juga melibatkan petugas Imigrasi dari Kanwil Kemenkumham Sulsel.
Pemeriksaan itu dilakukan untuk mengecek dokumen kewarganegaraan pilot atau kru dan para penumpang pesawat.
Disusul petugas Covid-19 yang melakukan pemeriksaan suhu tubuh dan tes antigen terhadap pilot dan penumpang pesawat.
Satu dari sejumlah penumpang didapati bersuhu tubuh diatas 38 derajat Celsius.
Ia pun dipisahkan dari penumpang lain lalu dievakuasi menggunakan ambulans.
Selain pemeriksaan dokumen penerbangan dan kewarganegaraan pilot dan penumpang pesawat itu, juga dilakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan.
Tujuannya, menghindari adanya kemungkinan barang bawaan narkotika atau berkaitan dengan aksi kejahatan terorisme.
Pendaratan paksa pesawat asing yang berlangsung menegangkan itu merupakan simulasi Force Down di Lanud Sultan Hasanuddin.
Simulasi itu disaksikan langsung Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD dan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
Mahfud MD mengatakan, simulasi itu merupakan pelatihan yang digelar guna meningkatkan profesionalitas dan sinergitas antara instansi terkait.
"Kita selama ini sudah melakukan pengamanan udara, tetapi ternyata tidak bisa ditangani oleh seorang yang namanya Angkatan Udara.
Tetapi juga harus ada Bea Cukai, ada kesehatannya, ada perhubungannya dan macam-macam," kata Mahfud MD.
Dengan pelibatan sejumlah instansi terkait itu kata dia, sinergitas yang terbentuk akan mampu melakukan penanganan lebih efisien lagi.
"Jadi ini bagaimana kita memaksa pesawat asing yang melanggar dipaksa turung secara baik-baik sesuai aturan hukumnya secara cepat dan efisien, tidak berlarut-larut," kata Mahfud MD.Pihaknya pun berencana bakal membentuk badang pengelolaan sumber daya udara.
Turut hadir menyaksikan simulasi itu, PLT Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Pangkoopsau II Marsda TNI Minggit Tribowo.
Pangkosekhanudnas II Marsma TNI Ian Fuady, Danlanud Hasanuddin Marsma TNI Danet Hendriyanto, Danpuslat Kodiklatau Marsma TNI Azhar Aditama, Wakapolda Sulsel Brigjen Pol Halim Pagarra, Kajati Sulsel Raden Febrianto dan lainnya.(*)