“Pilot Israel datang dengan pesawat untuk mengebom. Ada satu atau dua serangan udara setiap hari, biasanya sekitar jam 6 pagi,” kata Masri.
Karena perang, seperti warga Palestina lainnya, Masri dan keluarganyapindah ke Aley, Lebanon, untuk melanjutkan studinya.
Meski tinggal di Lebanon, hidup Masri hanya untuk Palestina dan dia berjanji akan berjuang untuk rakyat Palestina.
"Semua yang ingin saya lakukan dalam hidup saya adalah untuk membebaskan Palestina."
"Saya ingin tahu bagaimana saya bisa melawan Israel dan mendapatkan kembali tanah kami,” kenangnya dengan tegas.
Setelah lulus SMA, Masri memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Amerika Serikat (AS).
Selama studinya di pertengahan 1950-an, Masri menjadi aktif secara politik dan bergabung dengan kelompok pro-Palestina di kampus, yang sering bentrok dengan organisasi pro-Israel.
Kembali ke Timur Tengah, Masri menggunakan pengetahuan geolokasinya dan mulai memetakan Tepi Barat dan Yordania, lalu mencari air dan minyak.
Pada tahun 1956, ia mendirikan perusahaan sendiri, yang mengkhususkan diri dalam berbagai perdagangan, termasuk eksplorasi sumber daya alam.
Dia melakukan perjalanan ke seluruh Timur Tengah untuk pekerjaannya.