Namun, varian tersebut tidak mendapatkan namanya sebagai bagian dari plot untuk mengendalikan otak.
Varian Delta dinamai sesuai dengan pengumuman WHO pada Mei, ketika mereka mengonfirmasi akan mengubah sistemnya untuk memberi label varian Covid-19.
Alfabet Yunani sering digunakan untuk tujuan penamaan dalam matematika dan sains, bukan hanya untuk gelombang otak.
Sebelum perubahan, varian Covid-19 dirujuk berdasarkan lokasi ditemukannya bersama dengan pengidentifikasi alfanumerik kompleks yang berkaitan bagaimana varian tertentu diturunkan dari varian sebelumnya.
Misalnya, varian yang ditemukan di Afrika Selatan dikenal sebagai varian Afrika Selatan, atau B.1.351.
Supaya tidak dianggap ‘menstigmatisasi dan diskriminatif’, menurut WHO, sistem diubah, dan menggunakan alfabet Yunani sebagai sumber pelabelan.
Varian sekarang dikenal publik sebagai alpha (B.1.7), beta (B.1.351), gamma (P.1), dan delta (B.1.617.2).
Jadi, penamaan varian Delta tidak ada hubungannya dengan gelombang otak yang dapat mengendalikan manusia. (*)