"Sampai akhirnya jam 13.30 di RS yang ke-4, yang kami datangi dapat masuk UGD di salah satu RS di Tangerang," kata Leony.
Menjalani pemeriksaan, ternyata dari hasil CT scan diketahui ada pembuluh darah pecah dan sudah menyebar sampai ke batang otak.
Pilihan dari dokter adalah untuk operasi, tetapi kemungkinan berhasilnya kecil.
"Jadi di operasi atau tidak operasi, risikonya sama: kematian," tulisnya.
Akhirnya keluarga memutuskan untuk tidak membuat ayah mereka menderita dengan melakukan operasi, dan membiarkan ayah mereka pergi dengan tenang ditemani keluarga.
"Selama di UGD, kami langsung mempersiapkan hati untuk melepas papi, kami temani terus-terusan, mami juga enggak lepas pegangin tangan papi sambil terus kita ajak ngobrol," kata Leony.
"Kami cuma ingin papi bisa istirahat dengan tenang, dan pada pukul 21.23 papi menghembuskan nafas terakhirnya sambil pegangan tangan sama mami," imbuhnya.
Ayah Leony kemudian dikremasi pada Sabtu (19/6/2021).
(*)
Source | : | Kompas.com,Parapuan |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar