Gridhot.ID- Kasus Covid-19 di Indonesia makin hari makin mengkhawatrikan.
Sebelumnya dikabarkan Gridhot.ID, beberapa rumah sakit menyatakan telah menolak pasien karena sarana dan prasarananya tak mampu menampung lagi.
Salah satu yang menjadi permasalahan adalah langkanya tabung oksigen.
Dilansir dari intisari-online, harga tabung oksigen di Jakarta sudah meningkat lebih dari dua kali lipat.
Beberapa pemasok juga melaporkan kekurangan pada Selasa kemarin setelah lonjakan kasus Covid-19.
Lonjakan kasus ini sudah dikhawatirkan oleh Palang Merah Internasional atau Red Cross sebagai 'bencana dahsyat' virus Corona.
ndonesia mencatat rekor tambahan kasus harian mencapai 21.807 kasus baru.
Gelombang baru lonjakan kasus Covid-19 ini disebabkan oleh varian Delta yang sudah masuk ke Indonesia dan diperparah oleh masyarakat yang ngeyel untuk tetap mudik saat Lebaran 2021 lalu.
Dengan banyaknya rumah sakit (RS) di Jakarta yang mulai penuh sampai pasien ditolak-tolak, beberapa keluarga mulai membeli oksigen untuk mendapatkan stok oksigen bagi anggota keluarga yang terinfeksi di rumah.
Harga untuk satu tabung oksigen ternyata sudah melonjak dari biasanya Rp 700 ribu menjadi Rp 2 juta, ujar para pemasok.
"Saya mengantri di sini sekarang untuk mengisi ulang oksigen bagi istri dan anak saya yang positif Covid-19," ujar Taufik Hidayat berusia 51 tahun di salah satu pemasok.
"Saya keliling mencari-cari oksigen dan di mana-mana habis."
Penjual lain di Jakarta juga mengatakan stok mereka sudah habis.
Namun Sulung Mulia Putra, pejabat di dinas kesehatan Jakarta mengatakan kekurangan oksigen di RS itu sementara dan terjadi karena masalah distribusi yang kini tengah diselesaikan.
"Para distributor tidak punya transportasi yang memadai sehingga RS akan dibantu oleh polisi, dinas dan Palang Merah untuk mendistribusi oksigen," ujarnya.
RS di wilayah-wilayah zona merah telah melaporkan pasien yang mereka terima sudah melebihi kapasitas, termasuk Jakarta, dengan 93% ranjang isolasinya sudah terisi pada hari Minggu kemarin.
"RS penuh karena lonjakan kasus yang disebabkan oleh warga mudik dan tidak taat aturan protokol kesehatan, diperburuk oleh varian Delta," ujar pejabat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi.
Menghadapi lonjakan kasus, kementerian kesehatan Indonesia mendorong pembatasan sosial lebih ketat seperti dikutip dari Reuters.
Penyebaran varian Delta telah menyebabkan kekhawatiran krisis terjadi di Indonesia, negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia.
Banyak yang khawatir kondisi di India akan terulang di Indonesia karena jumlah penduduk yang hampir sama dan tingkah laku warga yang sama-sama bandel.
"Setiap harinya kita melihat varian Delta mendorong Indonesia semakin dekat dengan bencana Covid-19," ujar Jan Gelfand, kepala delegasi Indonesia di International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC).
Indonesia juga mempercepat vaksinasi massal untuk melawan virus Corona, tapi sampai sekarang hanya 13.3 juta dari 181.5 juta target penduduk yang terinokulasi telah menerima dua suntikan vaksin Covid-19.
Jepang sudah akan memberikan 2 juta dosis vaksin AstraZeneca pada Juli ini, seperti dilaporkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Selasa kemarin.
Indonesia sudah menerima 104 juta dosis vaksin virus Corona sejauh ini.
Dari seluruh populasi Indonesia sebanyak 270 juta, 181.5 juta ditarget akan tervaksinasi sampai Januari 2022 mendatang.
Sementara itu di Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, harga tabung oksigen medis juga sudah mencapai lebih dari Rp 2 Juta.
"Kalau harga tabung sudah naik, dari seminggu atau dua minggu lalu naik dua sampai tiga kali lipat," kata seorang pedagang tabung oksigen medis di Pasar Manggis, Ervan.
"Sekarang sudah tembus Rp 2 juta. Itu yang kecil. Kalau yang besar belum ada stok lagi," ujar dia.
Ia juga mengaku sudah ada peningkatan permintaan tabung oksigen selama 2 pekan terakhir.
"Biasanya kalau tabung kecil (laku) 50 sampai 60 tabung per hari. Nah kalau sekarang di atas 100, hampir 150 per hari," kata Ervan.
Namun ia menyebut kelangkaan ini ada pada tabung gas, bukan di oksigennya.
"Kalau tabung baru sekarang sudah mulai langka, dari distributornya juga sudah kehabisan stok. Kalau untuk oksigennya masih aman," ujar Ervan dikutip dari Kompas.com.(*)