Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Bikin Syok hingga Tak Mampu Beri Komentar, Ahli Temukan Fakta di Luar Nalar Saat Bedah Jasad Pasien Covid-19, Sebut Ada Kemiripan dengan Wabah Ini

Desy Kurniasari - Rabu, 07 Juli 2021 | 19:42
(ilustrasi) Jenazah korban Covid-19. Kabarnya Singapura telah melakukan otopsi mayart korban Covid-19.

(ilustrasi) Jenazah korban Covid-19. Kabarnya Singapura telah melakukan otopsi mayart korban Covid-19.

Baca Juga: Namanya Terseret Isu Pelanggaran Protokol Kesehatan, Natasha Wilona Klarifikasi Soal Kondisinya yang Diduga Ngotot Pemotretan Saat Positif Covid-19: Semoga Tak Ada Lagi yang Menggiring Fitnah

Juga ditemukan cedera pada hatinya yang kemungkinan disebabkan oleh virus corona.

Ada kerusakan yang kurang substansial pada jaringan jantung, menunjukkan bahwa infeksi "mungkin tidak secara langsung merusak jantung."

Peneliti mengatakan, bahwa pengobatan antiinflamasi yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak boleh secara rutin digunakan di luar uji klinis.

Baca Juga: Bakal Dijadikan Syarat Bepergian Selama Pandemi, Pemerintah Wajibkan Masyarakat Cetak Sertifikat Vaksin Lewat Aplikasi PeduliLindungi, Berikut Caranya

Wa Fu-sheng dan Zhao Jingmin dua rekan penulis itu tidak mampu menghadapi kometar lebih lanjut.

Tapi mereka mencatat dalam penelitian ini bahwa tidak ada patologi yang ditemukan, sebelum kasus virus corona.

Wabah ini telah menyebabkan sekitar 74.000 orang terinfeksi dan lebih dari 2.000 orang meninggal, sementara yang disembuhkan sekitar 16.000 orang.

Lebih dari 25 negara telah melaporkan infeksi virus corona, dan memicu kekhawatiran bahwa wabah tersebut oleh WHO digolongkan sebagai darurat global.

Sebuah studi terpisah yang diterbitkan dalam The Lancet oleh para spesialis dari University of Edinburgh pada 7 Februari berpendapat bahwa, tentang penggunaan kortikosteroid.

Baca Juga: Stok Oksigen Langka hingga 33 Pasien Covid-19 Meninggal saat Dirawat, Kritisnya RS di Indonesia dapat Sorotan Media Australia, Berikut Pemberitaannya

Suatu kelas hormon steroid banyak digunakan selama wabah SARS dan MERS dan telah dicoba pada pasien virus corona baru.

Source :Tribunnews.com GridHits.ID

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x