"Tudingan bahwa kami menjual ke negara lain untuk menghasilkan lebih banyak uang tidak benar, karena kami tidak mengambil profit di mana-mana," ungkap CEO AstraZeneca, Pascal Soriot, dikutip dari Health Policy 28 Januari 2021.
"Itu kesepakatan yang kami miliki dengan Universitas Oxford."
AstraZeneca menyatakan, mereka baru akan menentukan harga setelah pandemi Covid-19 usai, menurut keterangan juru bicaranya kepada Kaiser Health News, 25 Agustus 2020.
"(Kami) berkomitmen memastikan akses yang adil, secara global," ujarnya.
Keputusan ini berdampak pada harga vaksin AstraZeneca yang lebih murah dari kompetitor mereka.
Mengutip artikel Kompas.com pada 12 Desember 2020, berikut adalah perbandingan kisaran harga-harga vaksin virus corona per dosis yang kini telah digunakan.
- Oxford-AstraZeneca: Rp 56.000 per dosis
- Johnson & Johnson dan Sputnik V: Rp 141.000
- Sinovac: Rp 200.000 per dosis
- Novavax: Rp 226.000 per dosis
- Pfizer-BioNTech: Rp 283.000 per dosis
- Moderna: Rp 526.000 per dosis
Meski yang termurah, efikasi atau kemanjuran vaksin AstraZeneca cukup tinggi, termasuk mencegah infeksi Covid-19 varian Delta hingga 92 persen.
Lebih dari 600 juta dosis vaksin AstraZeneca telah dipasok ke 170 negara di seluruh dunia, termasuk 100 negara lebih yang tergabung dalam COVAX. Publik pun memberi apresiasi atas hasil kerja keras Sarah Gilbert.
Jelang laga pembuka turnamen tenis akbar Wimbledon 2021 di Inggris, ia mendapat standing ovation meriah dari para penonton.