Ia menuturkan, keikutsertaannya di tim Jenner Institute merupakan real case dari penelitian vaksin untuk menyelamatkan banyak orang.
Meski sebenarnya penelitian utamanya untuk thesis adalah vaksin malaria, ia tetap bergabung saat tim ini membutuhkan orang.
"Saya tentunya sangat bangga bisa tergabung dalam tim untuk uji klinis vaksin Covid-19 ini, meskipun ini bukan penelitian utama untuk thesis saya," ungkapnya.
Ketika wabah Covid-19 mengalami eskalasi menjadi pandemi, semua aktivitas di kampus tutup kecuali untuk bidang yang terkait Covid-19.
Lab kemudian kekurangan orang, padahal penelitian tentang Covid-19 membutuhkan banyak sumber daya manusia.
Saat itulah project leader-nya membuka pintu bagi siapapun yang ingin bergabung.
Indra Rudiansyah pun masuk ke tim untuk membantu uji klinis.
Dengan pengalamannya pernah terlibat dalam pengembangan vaksin rotavirus dan novel polio di Biofarma setelah lulus dari ITB, dia berkontribusi untuk tim tersebut.
Indra Rudiansyah bercerita bagaimana dia dituntut untuk selalu bekerja dengan baik, cepat, dan siap dengan perubahan rencana karena kondisi yang serba dinamis.