Proses pengembangan vaksin AstraZeneca pun terhitung sangat cepat, karena dalam enam bulan sudah menghasilkan data uji preklinis dan inisial data untuk safety, serta imunogenitas di manusia.
Padahal, ia mengungkapkan, biasanya vaksin baru paling tidak memerlukan waktu lima tahun hingga tahapan tersebut.
Pemuda asal Bandung lulusan S1 Mikrobiologi dan S2 Bioteknologi ITB ini juga mengungkapkan, bahwa dalam prosesnya, studi dilakukan terhadap 560 orang dewasa yang sehat, termasuk 240 orang berusia di atas 70 tahun.
Hasilnya, vaksin virus corona AstraZeneca lebih dapat ditoleransi pada orang yang lebih tua daripada orang dewasa muda.
Lebih dari 600 juta dosis vaksin AstraZeneca kini telah dipasok ke 170 negara di seluruh dunia, termasuk 100 negara lebih yang tergabung dalam COVAX.
Selain itu, meski harganya termurah, efikasi atau kemanjuran vaksin AstraZeneca cukup tinggi, termasuk mencegah infeksi Covid-19 varian Delta hingga 92 persen.
(*)