“Sistem rudal anti-pesawat S-500 tidak memiliki analog di dunia dan dirancang untuk mengalahkan seluruh spektrum senjata serangan kedirgantaraan yang ada dan menjanjikan dari musuh potensial di seluruh rentang ketinggian dan kecepatan,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
“Setelah siklus uji penuh selesai, rencananya kementerian akan menyediakan pengiriman sistem S-500 pertama ke unit Pertahanan Udara dan Pertahanan Rudal di dekat Moskow,” katanya, tanpa menentukan kerangka waktu.
Sistem S-500, yang disebut Prometheus, mampu menghancurkan rudal balistik dan jelajah, serta pesawat dan helikopter, dan memiliki radius intersepsi sekitar 600 km (373 mil), lapor RIA.
Mengutip pernyataan Wakil Menteri Pertahanan Alexei Krivoruchko tahun lalu, sistem S-500 dijadwalkan untuk pengiriman pada tahun 2025, dengan kontrak negara akan ditandatangani tahun ini.
Peluncuran sistem ini pada hari Selasa berlangsung di wilayah Astrakhan selatan di tempat pelatihan Kapustin Yar.
Uji coba itu dilakukan sehari setelah Rusia menguji coba rudal jelajah hipersonik Tsirkon (Zirkon), senjata yang oleh Presiden Vladimir Putin disebut-sebut sebagai bagian dari sistem rudal generasi baru yang tak tertandingi di dunia.
(*)