Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

'Tulangnya' Diperlakukan Tak Manusiawi Saat Isoman, Keponakan Pasien Covid-19 yang Sempat Diseret, dan Dipukuli Pakai Kayu oleh Warga Minta Proses Hukum

Nicolaus - Minggu, 25 Juli 2021 | 17:13
pria di Sumatera Utara dipukuli bak binatang oleh warga sekitar saat isolasi mandiri karena Covid-19
Instagram/jhosua_lubis

pria di Sumatera Utara dipukuli bak binatang oleh warga sekitar saat isolasi mandiri karena Covid-19

Gridhot.ID - Perlakuan pada pasien isolasi mandiri yang terinfeksi covid-19 terkadang masih menimbulkan masalah.

Beberapa persoalan yang ada adalah soal ketidaksetujuan lingkungan sekitar menerima pasien.

Bahkan baru-baru ini Salamat Sianipar (45), warga Desa Sianipar Bulu Silape, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Sumut, dianiaya warga setempat.

Baca Juga: Medali untuk Surga, Jonatan Christie Tegas Dedikasikan Kemenangannya untuk Sang Kakak yang Meninggal Akibat Covid-19, Kisah Menyanyat Hati Ini Ikut Terbongkar

Penganiayaan diduga karena warga menolak Salamat yang merupakan pasien Covid-19 isolasi mandiri di rumah.

Video penganiayaan tersebut kemudian viral di media sosial.

Keponakan Salamat, Jhosua Lubis menjelaskan, mulanya Salamat merasakan indra perasa dan penciumannya menghilang.

Baca Juga: Satu Geng dengan Nindy Ayunda, Ashanty Respon Curhatan Olla Ramlan yang Mengaku Ditusuk Teman dari Belakang, Istri Anang Hermansyah: Cukup Tahu Saja

"Mulanya tulang (paman/om) saya mengeluh hilang penciuman dan perasa, bersama dengan salah satu pekerjanya yang sama-sama bekerja di bengkel," kata Jhosua yang dikonfirmasi Kompas.com lewat sambungan telepon, Sabtu (24/7/2021).

Salamat lalu memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan setempat dan hasilnya dinyatakan positif Covid-19.

Dia dianjurkan oleh petugas kesehatan untuk melakukan isolasi mandiri.

"Karena gejala ringan, jadi dianjurkan petugas kesehatan untuk isolasi mandiri di rumah. Dan tulang saya menurutinya," ujar Jhosua.

Namun, oleh aparat desa, pamannya ditempatkan di sebuah gubuk di dalam hutan yang berada jauh dari desa.

Baca Juga: Polah Tingkah Ayu Ting Ting yang Dituding Palgiat Konten YouTube, Anak Ayah Rozak Terang-terangan Sindir 'Mbak Lambe': Terimakasih Sudah Menviralkan

Beberapa hari di sana, Salamat merasa depresi hingga memutuskan kembali ke rumah pada Kamis (22/7/2021),.

"Tulang saya sempat dijauhkan dan dibuat di gubuk di dalam hutan. Rupanya dia tidak tahan dan depresi, makanya kembali ke rumah. Nah, saat itulah masyarakat setempat datang dan memaksa tulang saya dan terjadilah aksi yang sangat tidak manusiawi itu. Kejadiannya pada Kamis, 22 Juli 2021," kata Jhosua. Jhosua mengatakan, perlakuan warga sangat tidak manusiawi.

Pamannya diseret dalam kondisi tubuh terikat, kemudian dipukuli seperti hewan.

Baca Juga: Jalani Rehabilitasi Pasca Konsumsi Sabu, Fisik Nia Ramadhani Berubah, Sikap Istri Ardi Bakrie Kepada Pasien Narkoba Lain Diungkap Sosok Ini

"Saya sangat miris sekali. Makanya saya posting di Instagram biar ada keadilan buat tulang saya. Dan ini harus diproses secara hukum," ujar Jhosua.

Jhosua menilai, kejadian itu disebabkan kurangnya informasi masyarakat setempat mengenai Covid-19.

"Covid-19 bukanlah aib. Jadi minimnya informasi yang membuat masyarakat seperti itu. Dan saya sangat berharap kejadian itu bisa diusut tuntas, apalagi informasi ada aparat desa yang juga ikut melakukan dalam video tersebut." ujar Jhosua.

Ketua Pemuda Batak Bersatu Kabupaten Toba, Muktar Hutahaean mengatakan, setelah kejadian itu, korban dibawa ke rumah sakit setempat di Porsea. Namun, korban malah lari meninggalkan rumah sakit.

"Hingga akhirnya pagi tadi kita temukan dalam kondisi depresi dan ketakutan, bersembunyi di semak-semak," kata Muktar lewat sambungan telepon.

Baca Juga: Chaterine Ternyata Tahu Soal Pembunuhan Roy 4 Tahun Lalu, Bersedia Jadi Saksi? Berikut Sinopsis Ikatan Cinta Minggu 25 Juli 2021

Pihak keluarga sudah membuat laporan ke kepolisian setempat dan korban juga sudah dirawat di rumah sakit.

"Saat ini sudah dirawat di rumah sakit. Mudah-mudahan kejadian seperti ini tidak terulang lagi," ujarnya.

Kepala Bidang Penerangan Masyarakat (Kabid Penmas) Kepolisian Daerah Sumatera Utara, AKBP MP Nainggolan membenarkan adanya kejadian itu.

Baca Juga: Kesempurnaan Ombak Lokasi Wisata Pantai Lagundri Nias yang 'No Debat', Tempat Berkumpulnya Penggila Selancar dari Penjuru Dunia

"Benar (kejadiannya), sudah ditangani Polres Toba. Saya sudah bicara dengan Kasubbag Humas, LP (laporan) sudah diterima dan akan diproses," ujar Nainggolan.

Namun, saat ditanyakan soal kronologi kejadian, Nainggolan belum memberikan respons.

Sementara, Kepala Polisi Resor Toba AKBP Akala Fikta Jaya belum memberikan keterangan atas kejadian tersebut.

Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial sebuah video berdurasi 37 detik di media sosial yang memperlihatkan seorang pria diikat dan dipukuli oleh warga.

Baca Juga: Syok Campur Sedih, Billy Syahputra Lakukan Hal ini untuk Ibunda Amanda Manopo yang Sedang Berjuang Lawan Covid-19

Dalam caption video yang diunggah akun @jhosua_lubis, disebutkan bahwa pria itu terjangkit positif Covid-19.

Peristiwa itu terjadi di Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.(*)

Source :Kompas.comInstagram

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x