Gridhot.ID - Bencana alam memang kini sedang jadi sorotan berbagai negara di dunia.
Salah satu yang paling mematikan adalah pemanasan global yang kini sedang mengintai mengancam banyak nyawa di masa mendatang.
Dikutip Grihdot dari Kompas.com, pemanasan global adalah proses peningkatan suhu bumi yang berlebihan. Penyebabnya, gas rumah kaca yang tentu juga berlebihan.
Bahaya pemanasan global menjadi isu utama pidato Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Kantor Direktur Intelijen Nasional, Selasa (27/7/2021).
Dikutip Gridhot dari Kontan, dalam pidatonya tersebut, dia mengingatkan kembali mengenai perubahan iklim dan pemanasan global yang bisa saja mengubah doktrin strategis nasional.
Biden menambahkan, dinas intelijen akan menjadi elemen penting bagi kekuatan AS saat akan menghadapi tantangan baru dan ancaman hibrida.
Mantan Wakil Presiden AS era kepemimpinan Barack Obama tersebut berujar, dampak pemanasan global bisa mencairkan es di kutub dan menaikkan permukaan air laut.
“Jika, pada kenyataannya, permukaan laut naik dua setengah kaki lagi (sekitar 0,7 meter), Anda akan melihat jutaan orang bermigrasi, memperebutkan tanah yang subur,” kata Biden.
Selain itu, dia juga menyebutkan prediksi tenggelamnya ibu kota Indonesia, Jakarta, yang tenggelam 10 tahun lagi akibat naiknya permukaan air laut.
“Apa yang terjadi di Indonesia jika perkiraannya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena akan tenggelam?” kata Biden.
“Itu penting. Ini adalah pertanyaan strategis sekaligus pertanyaan lingkungan,” sambung Biden.
Biden menuturkan, bahkan di Afrika Tengah, orang-orang rela saling membunuh ribuan demi lahan subur yang menyusut akibat pemanasan global.
Selain itu, suhu bumi yang memanas juga berefek pada Samudra Arktik yang dulunya dingin dan susah diakses.
“Arktik yang memanas secara dramatis membuka persaingan untuk sumber daya yang dulunya sulit diakses,” tutur Biden.
Samudra Artik kini menjadi rebutan banyak negara untuk dieksploitasi sumber daya alamnya karena menjadi lebih mudah untuk diakses akibat pemanasan global. Hal ini menjadi ancaman bagi kelangsungan ekosistem di sana sekaligus semakin meningkatkan ancaman perubahan iklim.
“Itulah yang saya maksud tentang perubahan dunia. Apa yang akan terjadi pada doktrin strategis kita dalam 2, 5, 10, 12 tahun ke depan, ketika Anda dapat menaklukkan Kutub Utara tanpa pemecah es?” ujar Biden.
(*)