Drh. Sunarto mengatakan, makhluk hidup yang diternakkan harus memenuhi beberapa syarat.
"Harus melalui beberapa prosedur untuk menjamin kesehatan hewan misalnya harus mendapat vaksin secara teratur, pengawasan yang ketat," katanya.
Menurutnya, hingga saat ini yang menjadi kekhawatiran adalah penyakit rabies pada anjing.
Karena tak bersumber dari peternakan, maka daging anjing punya potensi besar menularkan rabies maupun penyakit lainnya.
Rabies sendiri merupakan infeksi virus pada otak dan sistem saraf yang umumnya ditularkan dari anjing melalui gigitan, cakaran, atau air liur.
Hal serupa disampaikan dr. Tirta Prawita Sari, Msc, SpGK, ahli gizi di RS. Pondok Indah, Jakarta, mengatakan rawan bagi kesehatan apabila makan daging dari hewan yang pengawasan kesehatannya kurang.
"Secara umum tentang kandungan gizi pada semua daging adalah sama, yaitu protein.
"Namun selain itu perlu juga memperhatikan kesehatan hewan, karena di dalam kandungan daging hewan yang tidak sehat akan banyak terdapat parasit, bakteri bahkan virus," katanya kepada Kompas.com, Selasa (6/2/2018).
Sementara itu, Anisa Ratna Kurnia, aktivis dari Garda Satwa Indonesia, mengatakan, bahwa tidak ada anjing yang layak dikonsumsi.
"Kalau mereka dianggap layak, sudah pasti ada pengawasan dari dinas peternakan.